Furina adalah Archon kita?" "Apakah dia... Manusia?". Perdebatan panjang di Opera, suasana tidak tenang, bimbang, dan takut. Akhirnya Mesin Oratrice mengeluarkan keputusan, menyatakan bahwa Archon Hydro... dihukum mati. Suasana semakin gaduh, inikah keadilan?Â
"Apa benar NonaPERINGATAN: Artikel ini merupakan Spoiler dari Game Genshin Impact, Archon Quest Chapter 4 Bagian 5 "Penyamaran Sang Pendosa" dan Story Quest Furina "Kisah Putri Oceanid". Silakan tutup artikel ini jika anda ingin menghindari spoiler.Â
Dalam persidangan di Opera Epiclese, semua orang merasa sedih, menyalahkan diri karena telah membuat Archon Hydro dinyatakan untuk dihukum mati. Namun, suasana pecah saat Freminet membawakan pecahan batu ukir, yang menyatakan dosa original warga Fontaine, yaitu bahwa mereka bukanlah manusia murni. Mereka awalnya Oceanid yang oleh kekuatan Air Primodial, dapat merubah wujudnya menjadi manusia. Sementara takdir kebanjiran Fontaine yang dipenuhi oleh Air Primodial akan segera tergenapi. Itu artinya, semua warga Fontaine akan kembali ke wujud semula. Upah dosa ialah Maut.Â
Akhirnya hukuman mati tiba. Neuvillette, sebagai hakim dalam persidangan tadi, dibawa ke sebuah domain. Di depannya, diperlihatkan sosok yang mirip dengan Furina, namun berbeda. Ya, dia adalah Focalors, sang Archon Hydro. Gugatan kepada Furina tidak salah, benar halnya jika Furina merupakan seorang manusia biasa.Â
Akting dan KutukanÂ
Setelah Archon Hydro pertama, Egeria, mati di Tunigi Hollow, Focalors, yang awalnya Oceanid, menjadi Archon Hydro yang baru. Setelah menjadi Archon, dia meninggalkan sisi "Manusia" nya, yang sekarang adalah Furina. Sementara sisi "Dewa", bersama dengan Gnosis Hydro, diam di dalam Oratrice Mecanique d'Analyse Cardinale. Kemudian Focalors memberikan tugas kepada Furina untuk berpura-pura sebagai Archon Hydro, serta diberi "kutukan" untuk dapat hidup selama Archon Hydro yang asli masih hidup. Furina tidak tahu-menahu tentang rencana Focalors. Furina juga terpaksa untuk berakting seolah-olah dia akan menyelamatkan warga Fontaine dari ramalan banjir tersebut. Beban yang dipikulnya selama 500 tahun itu, membuatnya merasa lelah.
Energi IndemnitiumÂ
Focalors menciptakan Oratrice Mecanique d'Analyse Cardinale, lalu menaruh sisi dewanya serta Gnosis Hydronya disana. Ia mengumpulkan Energi Indemnitium yang berasal dari rasa keadilan yang ada dalam setiap orang di Opera Epiclese. The Knave sempat menyinggung masalah mesin Oratrice yang mengumpulkan begitu banyak Energi Indemnitium, dan mempertanyakan tujuan tersebut dilakukan. Ternyata, Energi yang dikumpulkan selama 500 tahun itu, akan digunakan untuk Eksekusi Mati Sang Archon Hydro, karena tidak mudah untuk membunuh seorang Dewa seperti Focalors. Bisa dikatakan, Focalors menyiapkan Energi tersebut hanya untuk bunuh diri.Â
Prinsip Langit
Kekuatan setiap Archon dibatasi oleh Prinsip Langit, yang dikeluarkan oleh Celestia. Egeria, Sang Archon Hydro pertama, telah mencuri kekuatan Air Primodial untuk mengubah Oceanid menjadi manusia. Hal tersebut melanggar Prinsip Langit, sehingga ramalan banjir tersebut bukanlah sebuah ramalan lagi, namun merupakan takdir yang harus diterima.Â
Dewa mana pun tidak dapat mencegah takdir tersebut. Archon Hydro tidak dapat memurnikan darah warga Fontaine karena dibatasi oleh Prinsip Langit. Sungguh buntu. Untuk itulah, Focalors mengutus Furina untuk berpura-pura menjadi Archon Hydro, agar Celestia menganggap bahwa peran Archon masih dijalankan. Padahal, Gnosis, yang menjadi penghubung Archon dengan Celestia, adalah kekuatan yang diambil dari Tujuh Naga Sovereigns. Jadi menurut Focalors, tentu saja Celestia ikut dinyatakan bersalah. Sehingga kematian Sang Archon Hydro akan menjadi pertanda bahwa Focalors telah mengadili dosa warga Fontaine sekaligus Prinsip Langit.Â
Setelah kematian Archon Hydro, Celestia tidak memiliki kuasa apapun atas elemen Hydro. Ditandai dengan kembalinya kekuatan Gnosis kepada pemilik aslinya, sang reinkarnasi Naga Hydro, Neuvillette. Dan karena Neuvillette tidak memiliki koneksi dan tidak dibatasi dengan Prinsip Langit, Neuvillette dapat memurnikan darah warga Fontaine.
Kendati demikian, Banjir tetap terjadi, namun semua warga Fontaine selamat dari musibah tersebut. Di mata Hukum, baik itu pihak terendah maupun pihak tertinggi, semuanya adalah sama. Bagaimana dengan yang terjadi di dunia nyata?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H