Dari beberapa pandangan ahli di atas, kita dapat mengetahui bahwa stunting terjadi akibat ketidakhati-hatian setiap orang tua dalam memberi makan pada bayi sejak 1000 hari pertama kehidupan nya.
Dan dari pandangan ahli tersebut juga, dapat ditarik kesimpulan bahwa: stunting adalah penyakit gizi buruk pada bayi sejak dalam kandungan sampai berusia dibawah dua tahun yang dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak (pertumbuhan tidak normal) dan kecerdasan anak setelah dewasa nanti.
Bagaimana Mencegahnya?
Tentunya, ketika melihat dari penjelasan-penjelasan para ahli, untuk mencegahnya setiap orang tua sudah harus memiliki pola hidup agar yang sehat, terutama ibu-ibu yang sedang mengandung. Itu sangat penting untuk kesehatan calon bayi yang dikandung. Tapi mari kita lihat berikut pendapat para ahli:
Menurut prof. Purwiyanto: mengatasi stunting, adalah melalui bidang keamanan pangan dengan perlu adanya investasi keamanan pangan pada jajakan anak di luar rumah. Ini perlu diperhatikan pemerintah untuk memberikan standar pangan nasional yang baku.
Sementara Dr. Tirta berpendapat bahwa, untuk pencegahan stunting ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain:
1. 6 bulan pertama rutin asupan ASI pada bayi,
2. Setelah 6 bulan pertama, pastikan MPASI berkualitas dengan memperhatikan asupan gizi Makro dan Mikro.
3. Dari sisi Variasi, MPASI harus memenuhi variasi bahan makanan berdasarkan standar WHO, yaitu terdiri dari: staple food, protein, nabati dan hewani, buah yang kaya vitamin A, produksi susu dan turunannya, serta sayuran dan buah-buahan lainnya. (Republika.co.id)
Dari pemaparan para ahli soal pencegahan stunting tersebut, kita dapat memahami bahwa pemberian gizi secara baik dan teratur pada bayi, akan berdampak baik bagi generasi emas bangsa.
Maka mari bersama kita menjaga, jangan sampai stunting mengalami peningkatan di Indonesia dengan sering berliterasi tentang kesehatan pada anak baik dari sisi gizi maupun yang lainnya yang menunjang kesehatan anak.