"suka kakak" Andi singkat.
"Andi seng5 takut sakit?"
"seng kakak, Beta su6 biasa mandi hujan malam-malam"
Saat mengatakan demikian, aku melihat bibir Andi gemetar dan air mukanya tampak pucat---dia kedinginan dan sesekali mengigil kemudian. Ketika melihat keadaan Andi, aku lantas melepaskan jaketku---jaket kulit berwana hitam dan ku sarungkan ke Anak 3 thn itu. Lalu, ku tenteng Andi ke pinggiran jalan dan ku dudukkan dia di atas trotoar (emperan jalan), setelah itu, aku duduk di sampingnya. Â Tak ada sepata kata yang tersembur dari mulut kami berdua. Dan aku, dengan keadaan memangku dagu di atas jemari yang bersilang antara kiri dan kanan, hanya memandang wajah polos anak itu. Cukup lama aku memandangnya, dan kembali ku ajak dia berbicara.
"Andi tinggal dimana?"
"di belakang masjid kakak"
"ow... Andi su makan?"
"belum kakak"
"kalo bagitu, mari pi7 makan deng8 kaka"
Ku ajak Andi pergi makan di sebuah waruk terdekat, warung yang letaknya tepat di pojok jalan Samratulangi. Sambil mengenggam tangan Andi, kami berdua berjalan ke arah warung itu. Di warung, aku memesan sepiring nasi ikan untuk Andi. Tak sampai 5 manit menunggu, pesannya datang ... "Andi mau minum apa?" Aku kepada andi.
Belum lagi menjawab pertanyaanku, Andi malah nanya balik. "kaka seng makan?" Tanya Andi.