Sabtu sore yang agak muram. Langit terlihat ditutupi awan kelabu tipis. Belum terlalu tebal sepertinya..maka tetap kulangkahkan kakiku keluar rumah. Sore ini ada pertemuan ibu - ibu komplek perumahan di aula. Sampai disana eh lha kok masih sepi..padahal jam sudah menunjukkan pukul 4, seharusnya acara sudah akan dimulai. Â Kebiasaan jam karet susah ya diminta tepat waktu..soalnya sudah mendarah daging,hehe..
Setelah beberapa lama akhirnya acara dimulai juga, bersamaan dengan turunnya hujan gerimis. Tapi kami seperti tidak peduli dengan hujan yang turun, tetap asyik 'ngobrol' sambil menikmati teh hangat dan cemilan yang sudah disiapkan (tapi nggak sampai berebutan lo). Lumayan bisa menghangatkan badan di sela udara yang mulai dingin. Di tengah kesibukan saya ngemil (hehe..ketauan) ibu - ibu agak sedikit heboh..sambil berseru ke saya " Bu..itu anaknya hujan - hujanan!". Sontak saya hentikan keasyikan saya dan melihat ke luar aula. Ternyata di sana ada " my kurcaci boy" sedang berdiri di tengah hujan gerimis sambil membawa payung untuk melindunginya dari hujan di tangan kanan, sementara tangan yang satunya memegang payung yang lain. Dia diam saja berdiri di sudut jalan sambil matanya mencari cari sosok mama nya yang cantik,yaelaaa...
Lumayan kaget juga saya melihatnya, pikir saya..hadooh gimana, lagi hujan gini malah main diluar rumah". Saya segera menghampirinya, " Ada apa sayang?'. "Ini payung buat mama",jawabnya singkat sambil menyodorkan payung yang masih tertutup kepada saya. "Wah terima kasih ya sayang,sekarang kamu pulang dulu ya, mama nanti nyusul kalo pertemuannya dah selesai". " Iya mah,jangan ujan-ujanan ya",jawabnya sambil balik kanan bergegas pulang.
Sesampai di rumah saya bertanya pada si Ayah. Ternyata usut punya usut lelaki kecilku ini berinisiatif sendiri untuk membawakan payung buat mamanya, tanpa ada 'instruksi' dari orang lain. Waktu hujan turun dia bilang ke si ayah kalo mama kasian nggak bawa payung, nanti pulangnya kehujanan. Sudah ditawarkan untuk diantar si ayah..tapi balitaku itu tetap keukeh nggak mau. Jadilah dia membawakan payung sendiri untuk mama walau dengan agak kerepotan. Secara tangannya masih kecil jadi megang payung agak ribet.
Langsung kupeluk dan kuciumi bocah tersayangku itu..Alhamdulillah..sekecil ini kamu sudah bisa ber empati,makasih ya sayang, semoga jiwamu selalu dipenuhi kasih untuk sesama,aamiin  :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H