Mohon tunggu...
TAMRIN
TAMRIN Mohon Tunggu... Guru - I am a passionate teacher with a high dedication to educating my students. As a teacher, I naturally have the experience to inspire and motivate my students. Additionally, I have a deep love for the world of writing, which is my main hobby.

I am a passionate teacher with a high dedication to educating my students. As a teacher, I naturally have the experience to inspire and motivate my students. Additionally, I have a deep love for the world of writing, which is my main hobby.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Erosi Etika, Rasa Hormat terhadap Guru Mulai Memudar

21 Oktober 2024   09:26 Diperbarui: 21 Oktober 2024   09:45 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : diambil pada saat KBM

Erosi Etika, Rasa Hormat Terhadap Guru Mulai Memudar

Dalam beberapa tahun terakhir, cara orang tua mendidik anak-anak mereka telah mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini berdampak langsung pada bagaimana siswa bersikap terhadap guru di sekolah. Jika dulu orang tua cenderung mendukung penuh otoritas guru dan sekolah, sekarang banyak yang lebih melindungi anak-anak mereka, bahkan ketika anak melakukan kesalahan. Pola asuh yang semakin protektif ini membuat siswa merasa lebih berani menantang guru.

Dulu   Dukungan Penuh Terhadap Guru

Di masa lalu, orang tua mendidik anak-anak mereka dengan menekankan pentingnya menghormati guru. Jika seorang anak melakukan kesalahan di sekolah, orang tua akan mendukung tindakan guru yang menegur atau mendisiplinkan anak tersebut. Hal ini membantu memperkuat rasa hormat siswa terhadap otoritas guru, dan anak-anak belajar bahwa aturan dan disiplin penting untuk perkembangan mereka.

Sekarang  Proteksi Berlebih terhadap Anak

Namun, pola asuh saat ini sering kali berbeda. Banyak orang tua sekarang cenderung langsung membela anak mereka, bahkan jika anaknya berbuat salah di sekolah. Alih-alih mendukung guru, mereka mungkin menentang tindakan guru dan memihak anaknya. Ini memberikan pesan kepada anak bahwa mereka tidak perlu takut melanggar aturan di sekolah, karena orang tua akan selalu mendukung mereka.

Dampaknya   Berkurangnya Rasa Hormat Terhadap Guru

Sikap protektif orang tua ini membuat siswa merasa lebih bebas untuk menantang guru. Mereka tahu bahwa jika terjadi masalah di sekolah, orang tua mereka akan berdiri di belakang mereka, bahkan jika mereka salah. Hal ini merusak rasa hormat terhadap otoritas guru di dalam kelas, dan siswa menjadi kurang patuh terhadap aturan.

Orang Tua Terlalu Terlibat dalam Urusan Sekolah

Selain itu, ada juga kecenderungan orang tua untuk terlalu banyak terlibat dalam urusan sekolah. Misalnya, mereka mungkin mempertanyakan kebijakan sekolah atau keputusan guru di hadapan anak mereka. Ketika orang tua secara terbuka menantang otoritas guru, anak-anak menangkap pesan bahwa aturan di sekolah bisa diabaikan atau dilanggar. Hal ini semakin memperlemah posisi guru di mata siswa.

Pola Asuh yang Lebih Permisif

Banyak orang tua juga memberikan kebebasan yang lebih besar kepada anak-anak mereka. Pola asuh yang lebih permisif ini memberi ruang kepada anak untuk bertindak tanpa batasan yang jelas. Akibatnya, ketika siswa dihadapkan pada disiplin atau aturan di sekolah, mereka cenderung menolaknya. Anak-anak yang terbiasa dengan kebebasan di rumah sulit menerima teguran atau sanksi dari guru di sekolah.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan kerja sama antara sekolah dan orang tua. Orang tua perlu menyadari bahwa guru tidak hanya bertugas mengajar, tetapi juga membentuk karakter dan disiplin anak. Dengan mendukung guru dalam mendisiplinkan anak, orang tua dapat membantu memulihkan rasa hormat siswa terhadap otoritas di sekolah. Komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua juga sangat penting untuk memastikan anak-anak memahami pentingnya menghormati aturan dan guru.

by : Tamrin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun