Erosi Etika, Rasa Hormat Terhadap Guru Mulai Memudar
Dalam beberapa tahun terakhir, cara orang tua mendidik anak-anak mereka telah mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini berdampak langsung pada bagaimana siswa bersikap terhadap guru di sekolah. Jika dulu orang tua cenderung mendukung penuh otoritas guru dan sekolah, sekarang banyak yang lebih melindungi anak-anak mereka, bahkan ketika anak melakukan kesalahan. Pola asuh yang semakin protektif ini membuat siswa merasa lebih berani menantang guru.
Dulu  Dukungan Penuh Terhadap Guru
Di masa lalu, orang tua mendidik anak-anak mereka dengan menekankan pentingnya menghormati guru. Jika seorang anak melakukan kesalahan di sekolah, orang tua akan mendukung tindakan guru yang menegur atau mendisiplinkan anak tersebut. Hal ini membantu memperkuat rasa hormat siswa terhadap otoritas guru, dan anak-anak belajar bahwa aturan dan disiplin penting untuk perkembangan mereka.
Sekarang  Proteksi Berlebih terhadap Anak
Namun, pola asuh saat ini sering kali berbeda. Banyak orang tua sekarang cenderung langsung membela anak mereka, bahkan jika anaknya berbuat salah di sekolah. Alih-alih mendukung guru, mereka mungkin menentang tindakan guru dan memihak anaknya. Ini memberikan pesan kepada anak bahwa mereka tidak perlu takut melanggar aturan di sekolah, karena orang tua akan selalu mendukung mereka.
Dampaknya  Berkurangnya Rasa Hormat Terhadap Guru
Sikap protektif orang tua ini membuat siswa merasa lebih bebas untuk menantang guru. Mereka tahu bahwa jika terjadi masalah di sekolah, orang tua mereka akan berdiri di belakang mereka, bahkan jika mereka salah. Hal ini merusak rasa hormat terhadap otoritas guru di dalam kelas, dan siswa menjadi kurang patuh terhadap aturan.
Orang Tua Terlalu Terlibat dalam Urusan Sekolah
Selain itu, ada juga kecenderungan orang tua untuk terlalu banyak terlibat dalam urusan sekolah. Misalnya, mereka mungkin mempertanyakan kebijakan sekolah atau keputusan guru di hadapan anak mereka. Ketika orang tua secara terbuka menantang otoritas guru, anak-anak menangkap pesan bahwa aturan di sekolah bisa diabaikan atau dilanggar. Hal ini semakin memperlemah posisi guru di mata siswa.
Pola Asuh yang Lebih Permisif
Banyak orang tua juga memberikan kebebasan yang lebih besar kepada anak-anak mereka. Pola asuh yang lebih permisif ini memberi ruang kepada anak untuk bertindak tanpa batasan yang jelas. Akibatnya, ketika siswa dihadapkan pada disiplin atau aturan di sekolah, mereka cenderung menolaknya. Anak-anak yang terbiasa dengan kebebasan di rumah sulit menerima teguran atau sanksi dari guru di sekolah.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan kerja sama antara sekolah dan orang tua. Orang tua perlu menyadari bahwa guru tidak hanya bertugas mengajar, tetapi juga membentuk karakter dan disiplin anak. Dengan mendukung guru dalam mendisiplinkan anak, orang tua dapat membantu memulihkan rasa hormat siswa terhadap otoritas di sekolah. Komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua juga sangat penting untuk memastikan anak-anak memahami pentingnya menghormati aturan dan guru.
by : Tamrin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H