Melihat dari umur harian ini (red; kompas) tidak lah muda lagi dan bisa di katakan salah satu pelopor media nasional yang jadi tolak ukur kebesaran sebuah media di Indonesia,saya kira tidak berlebihan apabila saya mengatakan demikian.
Dan seiring usianya Kompas juga telah banyak melahirkan jurnalis-jurnalis andal.
saya adalah salah satu dari jutaan pengunjung setia situs kompas.com yang setia setiap hari berkunjung berharap bukan sekedar berkunjung melainkan berharap menambah wawasan tentang berbagai aspek melalui pemberitaan para wartawan/i harian ini.
Tapi tak jarang saya menemui penyusunan kalimat dan gaya bahasa yang saya kira kurang mantap, tidak mencerminkan sebagai laman atau berita dari jurnalis-jurnalis se kaliber kompas ( mirip blogger ecek-ecek ) dan untuk ke sekian kalinya saya menemui berita yang kurang jelas asal dan fakta pendukungnya dan komentar para pembaca yang tidak layak di tampilkan tapi di tampilkan juga,( saya malah kadang ragu adakah team penyunting atau editing untuk setiap laman ataupun komentar di kompas.com ini?)
padahal di samping ruang komentar tersebut dengan tegas kompas.com menyatakan demikian:
Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan KOMPAS.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.
Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. KOMPAS.com akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.
KOMPAS.com berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
tapi sekedar contoh untuk berita yang hari inipatut kita pertanyakan antara lain:
- penggunaan kata menyingkirkan
- berapa lama masa koma
- di ruang komentar,,yaitu mengutip komentar evelyne patricia, beliau mengatakan mujizat dari Tuhan.yang di tanggapi pembaca lainnya atas nama anshari maksummenanggapinya dengan kalimat komen lo berbau sara evelyne,lo klo nggak cina pasti batak,
Dalam hal ini saya jadi meragukan generasi jurnalis kompas.com yang sekarang sepertinya bukan generasi yang kreatif, inovatif,dan dedikatif.
Apa aku hanya seseorang penonton yang bawel??
seperti halnya menonton pertandingan sepak bola di mana kita lebih pintar dari pemain di lapangan untuk menyusun strategi.hahhahaha
Mungkin kritik ini berawal dari ke cintaan ku kepada kompas.com yang akhir-akhir ini sedikit mengecewakan kami para penggemar setia mu..
maju terus kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H