Mohon tunggu...
Tammy Siarif
Tammy Siarif Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Pengamat Kesehatan

Saya adalah seorang dokter, dan Manager di Rumah Sakit Swasta di Bandung, juga sebagai dosen di Perguruan Tinggi Kota Bandung. dan sekaligus sebagai pemerhati kesehatan,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Shared Decision Making

27 Oktober 2021   08:51 Diperbarui: 27 Oktober 2021   08:58 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai mahluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari interaksi dengan sesamanya, baik interaksi sosial melalui simbol-simbol, ataupun interaksi sosial secara langsung untuk menyampaikan pesan kepada sesama.  Intreaksi tersebut diwujudkan dalam bentuk komunikasi antara komunikator dengan komunikan untuk tujuan tertentu.

Komunikasi  berasal dari bahasa Inggris: communication, yang berasal kata dari bahasa Latin: communicates, dan bersumber dari kata communis.

Kata communis artinya 'berbagi' atau 'menjadi milik bersama' yang diartikan sebagai upaya untuk tujuan kebersamaan  atau untuk mencari kesamaan makna.

Jadi komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain, yang pada umumnya dilakukan dalam bentuk kata-kata, dengan tujuan untuk saling mempengaruhi, sehingga tercapailah kesamaan makna atau pendapat diantara mereka.

Melalui komunikasi yang baik, apa yang dimaksudkan oleh seseorang akan dapat mudah diterima dan dipahami oleh pihak lainnya. 

Pada hubungan antara dokter dan pasien, komunikasi juga pasti terjadi, dan komunikasi sudah terjadi pada saat awal pertemuan antara dokter dan pasien, yang dikenal sebagai anamnesa, yaitu upaya dokter untuk mengetahui apa yang menyebabkan pasien mengunjungi dokter.

Dari komunikasi awal tersebut pasien akan menyampaikan keluhannya dan dokter berupaya untuk mendengar, memahami dan kemudian menyimpulkan dan mencari kesepahaman atau kesamaan makna tentang masalah kesehatan / penyakit yang diderita pasien dan selanjutnya mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan kesehatan tersebut.

Menjurut UU no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 52: bahwa pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak  mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis ; mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis; menolak tindakan medis;  

Sebaliknya Pasien juga  mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya; (Ps 53)

Hal ini memunjukan bahwa dalam pelayanan kedokteran diperlukan adanya komunikasi timbal balik yang baik, antara dokter dan pasien.

Pada masa lalu, komunikasi dokter dengan pasien dalam pelayanan kedokteran: dokter memposisikan diri sebagai pemegang otoritas,  pasien berperan pasif, pasien hanya bisa menurut apa saja yang diinstruksikan dokter, pasien jarang atau bahkan tidak mempunyai bagian untuk membuat keputusan pengobatan atas dirinya, pasien hanya pasrah dan menurut saja apa yang dikatakan  dokternya, 

Menurut sejarahnya ada beberapa model komunikasi antara dokter dan pasien dalam pelayanan kedokteran .

  • Model  paternalistik,

Model komunikasi, dimana dokter akan memutuskan sendiri, apa yang akan dilakukan, tanpa mempertimbangkan keinginan atau pilihan pasien.

Model ini terjadi pada hubungan dokter -- pasien masa lalu, dan sudah tidak sesuai lagi untuk diterapkan pada masa sekarang,

Pada keadaan sekarang, model ini masih bisa diterapkan dalam keadaan  emergency, 

Model komunikasi ini menempatkan dokter sebagai seorang ahli yang berkompeten dan berkewajiban  memberikan penjelasan dengan tuntas atas pilihan-pilihan, dan apa yang sebaiknya dilakukan pasien.

  • Model komukasi dokter sebagai agen (physician-as-agent),

Pada model komunikasi ini, dokter menempatkan diri sebagai agen, dimana dokter akan membuat keputusan, lalu menyampaikan keputusan tersebut kepada pasien.

  • Model komunikasi sharing (shared decision making). 

Model komunikasi ini, akan terjadi komunikasi dan diskusi secara terbuka antara dokter dan pasien untuk mengatasi permasalahan kesehatan pasien,  dari diskusi tersebut, diputuskan langkah medis apa yang akan dilakukan, setelah pasien mendapat informasi yang lengkap.

Komunikasi sharing (Shared Decision Making - SDM)  yang dikenal sebagai keputusan bersama,  dipahami  sebagai  proses dimana pasien dan dokter berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan medis dan bersama-sama menyepakati keputusan / tindakan medis yang diambil untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.

Pada komunikasi model SDM, ada dua pihak yang terlibat aktif dalam pengambilan keputusan medis yaitu dokter dan pasien, dimana pasien sebagai pemberi informasi (dalam anamnesa) dan dokter sebagai pemberi informasi tentang kesimpulan yang didapat dari hasil pemeriksaan, dan melalui informasi timbal balik tersebut, dokter dan pasien secara bersama berdiskusi untuk mencari jalan untuk mengatasi permasalahan medis yang dialami pasien melalui kesepakatan yang dicapai untuk suatu tindakan terbaik dengan resiko yang paling minimal yang akan dilakukan.

Namun pada kenyataannya tidak semulus apa yang dipikirkan, tidak selamanya dapat dicapai kesepakatan, banyak kesulitan dalam memahami permasalahan medis yang dihadapi pasien dan upaya yang akan dilakukan dokter

Kesepakatan untuk membuat keputusan bersama antara dokter dan pasien sebenarnya adalah bentuk  model komunikasi yang paling memenuhi standar etika  kedokteran (Robert Veatch -- 1972). Karena model komunikasi SDM menekankan pada pengakuan akan hak otonomi pasien dalam komunikasi kesehatan,

Ada dua hak pasien yang tidak boleh diabaikan dalam hal tindakan kedokteran  yaitu

  • Hak pasien untuk mendapatkan informasi atas kesehatannya dan
  • Hak otonomi pasien dalam menentukan tindakan madis atas dirinya

Diharapkan model komunikas SDM ini akan mengubah paradigma pelayanan kedokteran, karena pasien dilibatkan dalam pengambilan keputusan medis.

Keterlibatan pasien dalam keputusan medis atas dirinya menjadi sangat penting manakala pasien diperhadapkan pada pilihan yang lebih dari satu pilihan tindakan , dimana antara pilihan satu dengan lainnya tidak jelas tergambarkan atau tidak diketahui oleh pasien tanpa penjelasan yang rinci dan lengkap. Alternatif  mana yang sebaiknya  diambil dari sekian alternatif yang ada  dengan tingkat resiko yang seminimal mungkin.

Model komunikasi SDM sebenarnya bukan hanya untuk kepentingan pasien semata, tetapi juga untuk kepentingan dokter , karena pada keputusan bersama ini akan terbentuk partisipasi pasien.

Dalam hubungan dokter pasien, tingkat partisipasi pasien sangat menentukan, membantu dan berpengaruh besar dalam proses kesembuhan pasien.

Studi membuktikan bahwa pasien yang berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan bersama lebih cenderung merasa aman dan memiliki komitmen yang lebih kuat untuk pulih, karena ketika seorang pasien berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, maka  perilaku manajemen dirinya juga akan berubah dan meningkat.

Yang dimaksud dengan perilaku manajemen diri adalah perilaku pasien dalam menjaga kesehatannya, seperti:

  • perilaku kesehatan (seperti olahraga);
  • perilaku konsumeristik (seperti tidak sembarangan mengkonsumsi obat yang ditawarkan);
  • perilaku dalam  manajemen penyakitnya (seperti disiplin meminum obat, kontrol)

Contoh: pada pasien diabetes, yang berpartisipasi dalam pengambil keputusan medis atas dirinya, maka perilaku manajemen dirinya akan berubah,

  • lebih rajin berolah raga
  • lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan diluar yang sudah ditentuikan
  • lebih berhati-hati dalam menjaga perawatan dirinya

Hal yang paling penting dalam model komunikasi SDM adalah bagaimana menyamakan sudut pandang seorang dokter dengan pasien dalam membuat keputusan atas tindakan kedokteran yang akan diambil, tentunya untuk kepentingan  yang semaksimal mungkin  baik untuk dokter maupun pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun