Mohon tunggu...
Tammy Siarif
Tammy Siarif Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Pengamat Kesehatan

Saya adalah seorang dokter, dan Manager di Rumah Sakit Swasta di Bandung, juga sebagai dosen di Perguruan Tinggi Kota Bandung. dan sekaligus sebagai pemerhati kesehatan,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Shared Decision Making

27 Oktober 2021   08:51 Diperbarui: 27 Oktober 2021   08:58 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut sejarahnya ada beberapa model komunikasi antara dokter dan pasien dalam pelayanan kedokteran .

  • Model  paternalistik,

Model komunikasi, dimana dokter akan memutuskan sendiri, apa yang akan dilakukan, tanpa mempertimbangkan keinginan atau pilihan pasien.

Model ini terjadi pada hubungan dokter -- pasien masa lalu, dan sudah tidak sesuai lagi untuk diterapkan pada masa sekarang,

Pada keadaan sekarang, model ini masih bisa diterapkan dalam keadaan  emergency, 

Model komunikasi ini menempatkan dokter sebagai seorang ahli yang berkompeten dan berkewajiban  memberikan penjelasan dengan tuntas atas pilihan-pilihan, dan apa yang sebaiknya dilakukan pasien.

  • Model komukasi dokter sebagai agen (physician-as-agent),

Pada model komunikasi ini, dokter menempatkan diri sebagai agen, dimana dokter akan membuat keputusan, lalu menyampaikan keputusan tersebut kepada pasien.

  • Model komunikasi sharing (shared decision making). 

Model komunikasi ini, akan terjadi komunikasi dan diskusi secara terbuka antara dokter dan pasien untuk mengatasi permasalahan kesehatan pasien,  dari diskusi tersebut, diputuskan langkah medis apa yang akan dilakukan, setelah pasien mendapat informasi yang lengkap.

Komunikasi sharing (Shared Decision Making - SDM)  yang dikenal sebagai keputusan bersama,  dipahami  sebagai  proses dimana pasien dan dokter berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan medis dan bersama-sama menyepakati keputusan / tindakan medis yang diambil untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.

Pada komunikasi model SDM, ada dua pihak yang terlibat aktif dalam pengambilan keputusan medis yaitu dokter dan pasien, dimana pasien sebagai pemberi informasi (dalam anamnesa) dan dokter sebagai pemberi informasi tentang kesimpulan yang didapat dari hasil pemeriksaan, dan melalui informasi timbal balik tersebut, dokter dan pasien secara bersama berdiskusi untuk mencari jalan untuk mengatasi permasalahan medis yang dialami pasien melalui kesepakatan yang dicapai untuk suatu tindakan terbaik dengan resiko yang paling minimal yang akan dilakukan.

Namun pada kenyataannya tidak semulus apa yang dipikirkan, tidak selamanya dapat dicapai kesepakatan, banyak kesulitan dalam memahami permasalahan medis yang dihadapi pasien dan upaya yang akan dilakukan dokter

Kesepakatan untuk membuat keputusan bersama antara dokter dan pasien sebenarnya adalah bentuk  model komunikasi yang paling memenuhi standar etika  kedokteran (Robert Veatch -- 1972). Karena model komunikasi SDM menekankan pada pengakuan akan hak otonomi pasien dalam komunikasi kesehatan,

Ada dua hak pasien yang tidak boleh diabaikan dalam hal tindakan kedokteran  yaitu

  • Hak pasien untuk mendapatkan informasi atas kesehatannya dan
  • Hak otonomi pasien dalam menentukan tindakan madis atas dirinya

Diharapkan model komunikas SDM ini akan mengubah paradigma pelayanan kedokteran, karena pasien dilibatkan dalam pengambilan keputusan medis.

Keterlibatan pasien dalam keputusan medis atas dirinya menjadi sangat penting manakala pasien diperhadapkan pada pilihan yang lebih dari satu pilihan tindakan , dimana antara pilihan satu dengan lainnya tidak jelas tergambarkan atau tidak diketahui oleh pasien tanpa penjelasan yang rinci dan lengkap. Alternatif  mana yang sebaiknya  diambil dari sekian alternatif yang ada  dengan tingkat resiko yang seminimal mungkin.

Model komunikasi SDM sebenarnya bukan hanya untuk kepentingan pasien semata, tetapi juga untuk kepentingan dokter , karena pada keputusan bersama ini akan terbentuk partisipasi pasien.

Dalam hubungan dokter pasien, tingkat partisipasi pasien sangat menentukan, membantu dan berpengaruh besar dalam proses kesembuhan pasien.

Studi membuktikan bahwa pasien yang berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan bersama lebih cenderung merasa aman dan memiliki komitmen yang lebih kuat untuk pulih, karena ketika seorang pasien berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, maka  perilaku manajemen dirinya juga akan berubah dan meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun