Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Ruwat Rawat Tuk Sikopyah Sang Pembawa Berkah

22 Mei 2024   04:12 Diperbarui: 22 Mei 2024   04:26 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rangkaian acara Ruwat Rawat Sikopyah, dikemas dalam Festival Gunung Slamet (dok. DinporaparPurbalingga.go.id)

Matahari belumlah muncul dengan kilau keemasan. Kabut pun masih menutup sebagian jalan. Warga Lembah Asri tengah bersiap lebih awal mengingat prosesi acara dimulai sekitar pukul 06.30 pagi. Dari kaca jendela tampak lalu lalang kendaraan mengarah masuk ke jalan desa Lembah Asri. Tak ingin ketinggalan, Mitha bergegas mencuci muka, mengganti pakaian dan mengenakan sepatu serta menenteng tas ransel berisi aneka perlengkapan.

Sedikit banyak dia paham situasi dan kondisi. Meski dulu zaman dia KKN, ruwatan tuk Sikopyah belumlah seramai sekarang. Prosesnya sederhana dan sangat sakral dimata mahasiswa yang jarang terlibat dalam proses kearifan lokal budaya masyarakat. Sementara yang terlihat sekarang jauh lebih meriah sebab dikemas menjadi festival budaya. Ramah Mitha menyapa warga yang tengah berbondong menaiki kendaraan terbuka.

Sigap Mitha menaiki bagian belakang dan bergabung bersama warga yang hendak mengikuti proses ruwat tuk Sikopyah. Tumpangan kendaraan terbuka semacam ini sudah ada sejak dulu. Warga tak segan untuk memberikan tumpangan gratis dari ataupun yang hendak mengarah masuk ke kawasan pedesaan. Begitulah seni sekaligus sensasi berkendaraan umum di kawasan pedesaan.

Tak berselang lama, rombongan sudah sampai di kawasan pelaksanaan acara. Terlihat tenda besar lagi kokoh terpasang di kawasan rest area. Di halaman masjid tampak sejumlah warga mengenakan baju adat. Warga laki-laki kompak mengenakan baju kain lurik bernuansa coklat hitam lengkap dengan blangkon. Sementara warga perempuan mengenakan kain jarik bernuansa coklat dengan kebaya serta mengenakan caping sebagai penutup kepala. Mereka lah yang bertugas mengambil air dari tuk Sikopyah setelah melalui proses adat yang cukup sakral.

Tiba-tiba tampak sekelompok muda mengenakan pakaian adat mendekat dan menyapa. Ah ternyata mereka adalah mahasiswa peserta KKN. Entah dari mana mereka bisa mengenali sosok Mitha. 

"Wah senangnya KKN sambil nguri-nguri budaya" 

"Iya mbak, tidak semua mahasiswa KKN mendapat kesempatan begini" Jawab salah satunya. 

Belum sempat berbincang banyak, tampak sesepuh desa memberi aba-aba agar warga laki-laki mempersiapkan diri.

Sopan mahasiswa peserta KKN berpamitan untuk melaksanakan tugas di acara ruwat sikopyah sembari berbisik,

"Jangan lupa raup dengan air dari tuk Sikopyah mbak, biar awet muda" sembari berlalu

Aku pun tergelak dan spontan menjawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun