Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Melali ke Kintamani, Chill & Heal ala Bali: Pergi Penat-Pulang Sehat Bahagia Penuh Energi

28 April 2023   20:55 Diperbarui: 28 April 2023   20:58 2694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.pri aneka buha lokal Kintamani siap dibeli sebaagai oleh-oleh

Maraknya penggunaan kata healing semakin menambah bobot pentingnya kita meluangkan waktu untuk melakukan perjalanan wisata. Sejenak santai dan relaks melepas penat untuk memulihkan energi. Agar kembali semangat menjalani rutinitas dengan prestasi kerja dan karya nyata. 

Ditengah padatnya kesibukan kerja dan aneka tantangan zaman yang kian beragam, menjaga keseimbangan antara fisik dan psikis, mental -spiritual menjadikan chill and heal sebagai sebuah keharusan. 

Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, Cukup Di Indonesia. Negeri yang dilengkapi dengan keindahan pantai, kesejukan gunung, bukit hingga hamparan sawahj yang hijau  menguning penanda keberkahan. 

Bangga Berwisata di Indonesia, sudah sepatutnya menjadi bagian tak terpisahkan dalam setiap chill and heal yang kita lakukan. 

Jika ingin menikmati totalitas chill&heal, bertandanglah ke Bali. Niscaya setiap sudut Bali mampu memberi energi pemulihan serta semangat yang tak terperi melalui keindahan alam, kekayaan budaya , kenikmatan sajian kuliner hingga keramah tamahan masyarakatnya. Itulah kenapa dilansir dari beberapa sumber online, Bali dinobatkan sebagai destinasi wisata paling bahagia di dunia tahun 2022 berdasarkan perusahaan hospitality Perancis Club Med.

Wajar jika di tahun yang sama saya memutuskan untuk tinggal sementara di Bali sembari melanjutkan studi. Nyatanya saya mendapati suasana berlibur setiap hari selama disini. Terlebih bagi yang punya hobi melali. Jika kebanyakan warga kota menggunakan kata healing  untuk menunjukkan aktifitas jalan-jalan berwisata meski sederhana. Maka warga Bali menggunakan bahasa lokal melali yang memilliki arti jalan-jalan untuk mengungkapkan suasana menikmati sekitar.

dok.pri melali ke Kintamani
dok.pri melali ke Kintamani

Melali adalah sebentuk wisata chill & heal ala Bali. Biasanya dilakukan dalam hitungan jam atau bisa juga seharian jika yang menjadi tujuan melalui lumayan jauh. Biasanya untuk chill and heal tujuan pantai cukup 3-4 jam. Waktu yang dipilih kisaran pagi saat sebelum  sunrise hingga pukul 10.00 saat sinarnya belum terasa menyengat. Atau saat sore menjelang sunset pukul 17.00-19.00.

Berbeda halnya dengan saya yang memilih melali ke wilayah pegunungan di belahan Utara Pulau Bali yakni Kintamani. Namanya pasti sudah tidak asing lagi.  Terletak di Kabupaten Bangli, Kecamatan Kintamani memiliki daya tarik pesona alam berupa Gunung dan Danau Batur, area bekas guguran larva yang kemudian dikenal dengan black lava,  desa wisata yang asri, hingga potensi buah dan sayur  lokal yang bisa menjadi buah tangan. Belum lagi medan menantang yang memacu adrenalin saat perjalanan menuju kesana. Kelokan dan tanjakan yang harus dilalui saat berkendara menuju Kintamani melatih kita untuk senantiasa fokus.

dok.pri aneka buha lokal Kintamani siap dibeli sebaagai oleh-oleh
dok.pri aneka buha lokal Kintamani siap dibeli sebaagai oleh-oleh

Saya yang dulu kerap membutuhkan trauma healing  menjadikan melali sebagai agenda rutin selama di Bali. Perlahan tapi pasti ketidakstabilan emosi akibat sisa-sisa trauma atau sekedar penat akibat banyak tugas efektif bisa teratasi saat  melali ke Kintamani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun