Andai saja bisa meminta, lebaran tahun ini janganlah lekas berlalu. Sedikit menggubah syair lagu kemesraan. Nyatanya memang  tidak setiap lebaran kita berkesempatan merasakan golden moment.Â
Bukan dari sisi seberapa bagus dan mahal baju lebaran kita, bukan pula dilihat dari seberapa banyak, mewah dan mahal harga kue-kue lebaran yang tersaji di meja. Hingga kita mampu memaknai bahwa lebaran bukan saat dimana kita memamerkan pangkat jabatan terlebih kepemilikan harta benda.
Lebaran dengan Golden moment yang ingin bisa kita tahan adalah saat hati kita merasakan tentram dalam setiap kesederhanaan yang mampu kita cipta dan pertahankan. Semua itu tanpa harus mengurangi kapasitas kita untuk tetap berbagi dan membantu sesama melalui zakat dan bentuk lain yang menyesuiakan sikon sekitar kita.
Tahun ini saya merasakan betul lebaran dalam keterbatasan ruang, waktu bahkan mungkin anggaran. Namun saat tekad dan niat kita telah bulat mampu memaknai sejatinya hari nan fitri, semua itu bukanlah hal yang menjadi penghalang berkah dari Allah, Tuha seru sekalian alam.Â
Nyatanya lebaran tahun ini saya diberi kesempatan bertemu sosok-sosok yang tetap istimewa dalam keterbatasan. Melihat wajah anak-anak kampung dengan senyum bahagia saat tangannya memegang beberapa lembar uang hasil pemberian tetangga di malam lebaran.
Andai bisa meminta, Lebaran tahun ini janganlah lekas berlalu, namun apa daya semua dinamis adanya. Masing-masing kita setelah mendapat momentum untuk bersuci, harus bersiap kembali terpapar debu kehidupan yang tak mungkin kita hindari.Â
Siklus tetap berada di zona makna suci bukanlah sebuah keajegan. Melainkan berproses sesuai kemana arah tujuan kehidupan kita rencanakan
salam,Â
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN