Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Seindah Alam Pulau Dewata, Sesederhana Turut Serta Dalam Sustainable & Responsible Travel Indonesia

17 April 2023   23:18 Diperbarui: 17 April 2023   23:26 1648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.pri membawa Tumbler saat menjelajah indahnya Kintamani Bali

"I am Sorry" dengan penuh keberanian saya memotong pembicaraan sembari memastikan saya akan membantu mengambil puntung rokok dengan pelapis tissue yang saya siapkan.

Ternyata niat bak saya mendapat respon positif. Wisatawan manca tersebut tampak sungkan lantas memungut puntung rokok dan membuangnya ke tempat sampah sembari berkata 

"Its Okey, I will do that".

Begitulah dalam berwisata, kita memiliki tanggung jawab eco-social. Tidak cukup hanya dengan himbauan tertulis yang dipasang di sudut-sudut strategis kawasan wisata, nyatanya memberi contoh nyata dari para pelancong yang siaga menjadi penjaga keelokan alam teramat dibutuhkan.

dok Pri. Jangan gengsi memungut sampah dan menaruh di tempat yang tersedia
dok Pri. Jangan gengsi memungut sampah dan menaruh di tempat yang tersedia

Hal sederhana lain yang menjadi kebiasaan saat saya menjelajah keindahan alam adalah dengan membawa tumbler dan tote bag. Sudah menjadi rahasia umum bahwa eco life style menjadi salah satu cara mengurangi sampah plastik. Tanpa kita sadari, kebiasaan yang terkesan ringan justru menjadi sisi yang perlu untuk dipertahankan dan disosialisasikan.

Siapa yang menyangka, ambil bagian dalam pariwisata yang berkelanjutan dan penuh tanggung jawab itu justru dimulai dari hal-hal sederhana. Menggunakan pakaian yang sopan menurut kepantasan umum juga menjadi hal yang saya perhatikan. Bahkan Saya biasa menyimpan plastik pembungkus roti/permen di kantong / saku celana atau jaket manakala saya tidak menemukan tempat sampah saat saya menjelajah. 

Tak lupa agar aktifitas wisata ditengah alam nan indah kian selaras dan memiliki dampak positif, tentunya kita harus menghargai  tata krama, aturan yang berlaku. Dimana bumi di pijak disitu langit dijunjung. Menjadi bijak bersikap, bertutur kata dan menjaga kesantunan etika menjadi bagian agar dababbur alam menjadi healing yang paripurna membawa Kebahagiaan lahir batin.

dok.pri Menghargai norma sosial dan kearifan lokal. Dimana Bumi dipijak disitu langit dijunjung
dok.pri Menghargai norma sosial dan kearifan lokal. Dimana Bumi dipijak disitu langit dijunjung

Begitulah saya merasakan healing yang sebenarnya adalah saat kita tak sekedar melihat indahnya alam semata. Melainkan mau berperan serta dengan hal kecil yang menjadikan alam tetap lestari sekarang atau 50 tahun lagi. Kelak saat kita kembali bertandang, keelokannya tak sedikitpun berkurang. Yuks sedari sekarang ambil bagian mewujudkan Sustainable & Responsible Travel di Indonesia. Yuks cukup berlibur Di Indonesia aja. Bangga Berwisata Di Indonesia itu luar biasa. Jika bukan kita, siapa lagi?

salam bahagia dari pejalan semesta di pulai Dewata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun