Petang menjelang, saya mengarahkan laju roda dua menuju kawasan pariwisata yang cukup ternama. Benoa, Nusa Dua, Bali satu titik wisata yang banyak menarik perhatian pengunjung dengan keindahan pantai yang akan memanjakan mata. Kali ini Senja membawa saya tidak untuk sekedar berwisata alam, melainkan tadabur religi yang sarat makna kebangsaan. Keberagaman yang dipersatukan, kita tentu sudah meng-amini Bhineka Tunggal Ika sebagai semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
Sekitar 45 menit menempuh perjalanan dari Denpasar, disertai kemacetan yang tidak cukup berarti di kawasan Jimbaran waktu yang saya tempuh untuk sampai di sebuah lokasi.
Di kawasan itu pula banyak terdapat fasilitas akomodasi penginapan yang selama ini menjadi jujugan para pelancong baik domestik maupun mancanegara.
Setelah memarkirkan sepeda motor dilokasi yang cukup luas, kaki saya langkahkan menuju kawasan Puja Mandala. Nama yang diambil dari bahasa Bali tersebut memiliki arti tempat beribadah. Tak tanggung-tanggung, tempat ibadah dari 5 agama di Indonesia dibangun sejajar, berderet memanjang.
Kawasan ini dibangun sejak tahun 1994 dan rampung tahun 1997 yang peresmianya saat itu dilakukan oleh alm. H.M Soeharto sewaktu masih menjabat sebagai Presiden RI.
Pertama memasuki kawasan Puja Mandala yang terletak di jl Kurusetra desa Kampial Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung Bali, kita akan melihat bangunan bernuansa Bali. Pura Jagat Natha, menjadi rumah ibadah yang terletak paling kanan.
Setelah Pura, persis di sebelah kirinya terdapat gereja Kristen Bukit Doa. Tepat berada di Tengah adalah Vihara Buddha Guna. Gaya arsitektur bangunannya membawa imajinasi kita terbang ke thailand, oleh sebab keberadaan dua patung gajah di pintu gerbangnya.Â