Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Semilir Angin Di Masjid Agung Sudirman, Arsitekturnya Bergaya Wantilan Khas Bali

8 April 2023   23:52 Diperbarui: 8 April 2023   23:55 2625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada desir yang berbeda saat kali pertama saya beribadah di masjid Agung Sudirman komplek Kodam Udayana Denpasar. Meski lokasinya yang berada di Lingkungan TNI, namun masjid ini diperuntukkan bagi umat muslim secara umum. Siapapun bisa melaksanakan shalat berjamaah disini. Letaknya yang tak seberapa jauh dari kawasan universitas Udayana kampus Sudirman menjadikan saya kerap singgah untuk beribadah.

Memasuki kawasan masjid kita akan disuguhi pemandangan komplek masjid yang cukup tertata. Ada sarana taman pendidikan AlQuran bagi anak-anak. Lahan parkir yang cukup luas baik untuk kendaraan roda 2 dan roda 4. Serta taman asri yang menghias di sudut masjid. Kebersihan lingkungan sekitar masjid benar-benar terjaga. 

Bangunan masjid yang bernuansa warna hijau army berpadu padan dengan sentuhan hijau cerah dan krem ini terlihat bergitu terawat. Lantai , sebagian dinding dan tiang penyangganya terbuat dari marmer. Bentangan sajadah menghampar panjang dengan  kaligrafi yang menghias di dinding utama searah dengan kiblat. Sebuah lampu kristal dengan nyala bohlam bernuansa emas menjuntai kian menambah serasi interior dalam masjid.

ok.pri interior Masjid bergaya Wantilan 
ok.pri interior Masjid bergaya Wantilan 

Suasana yang berbeda seketika saya rasakan.Lebih dari sekedar "Adem" yang tak sebatas di hati saja benar-benar menjelma. Orang Jawa meyebutnya lengkap dengan  adem, ayem, tentrem. Hal itulah yang membuat saya betah berlama-lama berada disana. Tak jarang saat masuk waktu ashar di sore hari berlanjut hingga waktu maghrib dan Isya tiba. Terlebih saat ramadan begini, menghabiskan waktu sembari menunggu saat shalat menjadi sebentuk Itikaf kilat.

Lantas apa kira-kira yang membuat selama beribadah di masjid Sudirman ada hal yang membuat susana berbeda dari masjid kebanyakan?. Semilir angin menjadi salah satu jawaban.  Hingga kemudian saya tersadar akan arsitektur bangunan masjid yang tak biasa. Hampir seluruh bangunan masjid ini terbuka hanya berupa tiang-tiang penyangga tanpa dinding dan pintu yang menutup bangunan masjid baik di lantai 1 maupun lantai 2.  Terdapat pula Bedug yang telihat cukup berumur di salah satu sudut masjid.

dok.pri Semilir Angin membawa kesejukan saat berada di Masjid Agung Sudirman Denpasar
dok.pri Semilir Angin membawa kesejukan saat berada di Masjid Agung Sudirman Denpasar

 Awalnya saya mengira, bangunan masjid Agung Sudirman mengadopsi gaya Joglo, bangunan khas Jawa. Namun ternyata saya salah. Berdasarkan penelusuran, masjid yang dibangun pada tahun 1974 dan mengalami renovasi penyempurnaan pada tahun 1994 itu mengusung konsep arsitektur lokal Bali yakni Wantilan. Digunakannya konsep wantilan tersebut sebagai bentuk akulturasi budaya Bali dan nilai religi Islam. Diharapkan keduanya mampu mewujud dan membawa suasana toleransi antara umat Hindu dan Islam yang terjaga dari dulu hingga nanti.

Wantilan sendiri bagi masyarakat Bali merupakan bagian dari arsitektur bernuansa budaya Bali.  Wantilan menjadi bagian tak terpisahkan dari seni arsitektur tradisional yang bentuk bangunannya menyerupai aula terbuka. Keberadaan Wantilan memiliki arti penting untuk menjaga peran spiritual, sosial ,budaya kemasyarakatan warga Bali. Beberapa fungsi wantilan  antara lain menjadi tempat pertemuan krama (warga) Bali baik dalam aktifitas spiritual seperti upacara, transformasi seni budaya berupa latihan tari hingga gamelan dan pertemuan lainnya. Biasanya wantilan dibangun di sebuah banjar/Lingkungan sebagai sarana pertemuan warga.

Alhasil, saya pun takjub pada akulturasi budaya Bali yang mampu diadaptasi dalam konsep arsitektur bangunan religi dalam masjid Agung Sudirman. Nilai nilai universal yang terkandung dalam wantilan nyatanya tetap selaras dengan nilai dalam Islam, dimana masjid menjadi tempat untuk menjaga ukhuwah islamiah, tempat beribadah yang menjaga  interaksi sosial mereka yang melaksanakan shalat berjamaah. 

dok.pri
dok.pri

Wajar saja, semilir angin di Masjid Agung Sudirman tak saja membawa kesejukan ragawi,melainkan mampu masuk ke relung hati.  Merenungkan makna sejati bahwa budaya bukanlah sesuatu yang menjauhkan kita dari nilai religi. Justru sempurnanya nilai religius yang kita miliki akan tercermin dari sejauh mana kita mampu menghargai keberadaan budaya meski berbeda agama dan keyakinan yang kita miliki.

Salam Bali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun