Tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa perjalanan yang saya lakukan awal Februari 2022 bertepatan dengan perayaan tahun baru Imlek 2022. Suasana Imlek begitu terasa sejak berada di Bandara Soekarno Hatta. Banyak warga Tionghoa yang melakukan perjalanan menuju kampung halaman. Tidak beda halnya dengan mudik saat lebaran. Sebagian besar mengenakan busana bernuansa merah. Warna yang identik dengan perayaan Imlek, konon menjadi simbol akan kemakmuran.
Begitupun saat tiba di bandara Ngurah Rai Bali. Ornamen seperti lampion menghias di beberapa sudut, meski tak sebanyak ketika berada di Jakarta. Imlek menjadi berkah tersendiri ditengah ujian bagi dunia pariwisata di Pulau Dewata. Tak sedikit keluarga yang merayakan Imlek memilih untuk berlibur di Bali yang masih terlihat sepi.
Berkah Imlek pun turut saya rasakan manakala saya mendapatkan promo akomodasi menginap dengan harga yang lumayan terjangkau selama di Bali. Hujan saat sore di tahun baru Imlek mengguyur kawasan Denpasar Barat sesaat setelah saya memasuki lokasi penginapan. Menikmati hujan dari balkon lantai 3, diantara gerumbul tanaman bernuansa hijau benar-benar membuat syahdu suasana. Semoga hujan saat Imlek menjadi perlambang keberkahan bagi semesta dan seluruh makhluk hidup.
Jika biasanya saya mengucapkan Gong Xi Fa Choi hanya melalui pesan digital melalui media sosial, maka Imlek tahun ini saya mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek secara langsung kepada kawan saya yang merayakan Imlek di Denpasar.
Tahun baru Imlek identik dengan makan-makan. Sembari merayakan Imlek sekaligus merayakan ulang tahun yang ke-40, kamipun menikmati makanan yang konon menjadi menu wajib selama perayaan Imlek. Mie Panjang Umur, Ikan , dan Cap Cay 5 warna sayur di kawasan Sanur -.Denpasar Timur.
Kenapa disebut Mie Panjang Umur? Karena bagi kalangan Tionghoa yang merayakan Imlek, mie identik dengan perlambang harapan panjang usia. sementara Ikan perlambang rejeki, dan Cap cay 5 warna sayur perlambang kebahagiaan dalam kehidupan.
Berkah Imlek selama saya berada di Pulau Dewata begitu nyata bagi saya. Memasuki hari ketiga, homestay tempat saya menginap mengadakan upacara Odalan. Bagi masyarakat Bali yang mayoritas memeluk agama Hindu, banyak ragam upacara keagamaan. Salah satunya adalah upacara Odalan.