Menilik makna silaturahmi, jalinan/relasi sosial yang baik, memupuk tali persaudaraan/pertemanan sejatinya tidak hanya dilakukan saat lebaran semata. Namun ibarat jamur di musim hujan, terkadang kita menjadi latah seolah lebaran adalah satu-satunya musim silaturahmi. Sehingga mudik pun dianggap sebagai hari silaturahmi nasional yang tak tertulis.
Saat musim pandemi begini, anjuran tidak mudik, dan mematuhi protokol kesehatan dengan tetap menjaga jarak jauh lebih utama dibanding dengan memaksakan silaturahmi tanpa mengindahkan kebiasaan baru untuk mencegah penyebaran Korona.
 Jangan sampai niat bersilaturahmi yang penuh kebaikan berubah dengan nafsu kumpul-kumpul berkerumun dengan banyak orang. Alhasil Korona mengintai dan siap merasuki mereka yang rentan imunitasnya.Â
Kita tentu tidak berharap awal yang manis dari silaturahmi berakhir pahit dengan kabar ada yang terpapar Korona. Itulah sebabnya sebagian besar disarankan untuk melakukan silaturahmi secara virtual saja. Terlebih bagi hubungan kerabat yang terpisah oleh jarak.
Pemimpin negeri ini telah memberi contoh, bagaimana seorang presiden dan wakil presiden melakukan video call dalam rangka silaturahmi Idul Fitri. Tentu kita semua juga melakukan hal yang sama bukan?!.Â
Biar bagaimana pun silaturahmi virtual jauh lebih baik segala sesuatunya kini. Terhindar dari bea transportasi, nir-buah tangan/hantaran yang biasa dibawa, hingga efesien secara waktu dan tenaga dibandingkan dengan silaturahmi Konvensional.
Tak terbayang ketika kami harus melakukan silaturahmi Konvensional dengan menempuh perjalanan ke Jember-Madiun-Tegal. Tak cukup dalam hitungan hari silaturahmi Konvensional  itu bisa terjadi.
Seperti saat saya bersilaturahmi dengan mbak Wati, sosok wanita tangguh  yang pernah saya tulis dalam tantangan samber THR Kompasiana awal Ramadan lalu. Disamping saya lupa meminta nmr kontak mbak Wati, jaraknya pun bisa dibilang relatif dekat. Sekitar 1-2 km saja di tempat tinggal saya.Â
Silaturahmi dengan mbak Wati sekaligus kesempatan bagi saya untuk sedikit berbagi. Itulah kenapa niat silaturahmi Konvensional ke tempat mbak Wati menjadi penyeimbang diantara silaturahmi virtual yang kami lakukan selama lebaran.
Jangan berkecil hati, bagi yang belum bisa melakukan silaturahmi Konvensional. Yakinkan semua demi kebaikan bersama. Sebab akan ada masa dimana semua kembali pulih saat Korona teratasi dengan Paripurna.
Berikut artikel Essai Foto tentang mbak WatiÂ
Setangguh Langkah Kaki Mbak Wati, Memungut Sampah Plastik Hingga Dini Hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H