Doa ini kerap dilantunkan dengan suara yang khas. Dulu zaman saya kecil, hampir semua radio memutar doa ini dengan suara dan nada yang sama antara satu radio dengan radio yang lain. Mungkin memang sudah direkam dan disebar luaskan. Bahkan hingga kini pun acapkali masih ada lantunan doa ini tak jauh berbeda suara dan nada pengucapannya.
Diawali dengan penggalan kalimat syahadat dan lantunan doa berikut, Asyhadu allaa ilaaha allah, nas alukal jannata wa na’udzu bika minan naar, kemudian disusul dengan doa dalam caption foto yang biasa diulang 3 x.
Jika sudah terdengar doa ini dilafadzkan berulang kali, maka itu berarti waktu berbuka sebentar lagi. Kisaran 3-5 menit doa itu dilantunkan terus menerus hingga masuk bedug maghrib tiba. Disambung dengan doa berbuka puasa.
Bukan sebuah kebetulan, malam ini Rabu 28 April 2021 menjelang malam ke 17 di bulan Ramadan. Umat muslim mengistimewakan malam ke 17 ramadan sebagai malam Nuzulul Qur'an. Malam yang diyakini sebagai malam turunnya Al-Qur'an pembawa berkah kebaikan bagi seluruh alam.
Sejarah Islam mencatat, Nabi Muhammad SAW menerima Wahyu untuk pertama kali di gua Hiro pada 17 Ramadan melalui perantara malaikat Jibril. Inti sejarah ini yang dari dulu hingga sekarang masih diajarkan sebagai bagian agar kita mengimaninya dengan penuh.
Wahyu pertama surat Al-alaq ayat 1 jelas menyebut Iqra! Bacalah. Maka kira membaca doa dan melafalkannya berulang sebagai sebuah dzikir menjadi bagian dari Iqra itu sendiri.
Meski doa ini kerap terdengar sesaat sebelum berbuka, namun sejatinya doa tersebut adalah doa Nuzulul Qur'an. Sungguh tepat kiranya malam ini kita membenamkan diri dalam kekhusyukan tersendiri. Lantunan doa Nuzulul Qur'an menjadi sebentuk permohonan ampunan atas segala khilaf dan doa yang telah dilakukan.
Sebuah keniscayaan, bulan Ramadan sebagai bulan penuh ampunan. Terlebih saat malam diturunkannya Al-Qur'an kareem. Selain amalan tadarus, membaca ayat suci alQuran, lengkapi pula doa ini sebagai wirid atau bacaan yang dibaca berulang kali.
Terlebih saat pendemi begini. Sebentuk permohonan ampun kehadirat Ilahi Rabbi menjadi ikhtiar spiritual yang membuka jalan dikabulkannya doa dan harapan agar Korona lekas sirna dan tak lagi memakan korban.
Malam Nuzulul Qur'an malam penuh Rahmat dan ampunan. Beribu doa yang terpanjatkan dengan penuh keihklasan, konon akan dengan mudah dikabulkan. Doa ini sungguh sederhana. Maknanya pun tak jauh dari betapa Allah Taaal maha pemaaf dengan segala kemuliaan ramadan yang menyertai.
Kiranya rekan-rekan pembaca yang masih terjaga, tidak ada salahnya kita mengamalkan doa Nuzulul Qur'an malam ini. Terlebih ketika malam yang tenang tiba, baik didalam hati atau ucap lirih doa ini menjadi penuntun langkah kita untuk menyiapkan diri memasuki 1/3 ramadan.
Allah maha pengampun. Malam penuh ampunan akan disusul dengan malam keistimewaan lain menjelang pengunjung ramadan. Yakni malam Lailatul Qadar.
Mari dengan segenap kerendahan hati kita lafadzkan doa ini secara berulang. Menjelang tidur, atau pun ketika masih mendapat kenikmatan menjalankan aktifitas ringan malam ini. Sembari menonton tv, menulis, membaca ,tiada salahnya membaca doa Nuzulul Qur'an meski hanya dalam hati saja.
Berikut kutipan doa nuzulul Quran
اللّهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ العَفْوَ فاعف عنّا
Allahumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul-’afwa fa’fu ‘annaa
Ya ALLAH, sungguh Engkau sangat pemaaf , Sangat Mulya, Engkau sukai pemaafan, maka maafkan kami.(sumber : tribunstyle.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H