Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Setangguh Langkah Kaki Mbak Wati, Memungut Sampah Plastik hingga Dini Hari

21 April 2021   23:11 Diperbarui: 21 April 2021   23:41 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbak Wati dan anaknya yang berusia 4 tahun / dokpri

Selepas taraweh saya melihat sosok perempuan itu melintas. Badannya membungkuk mengorek tumpukan sampah di salah satu sudut toko. Tangganya mengorek sampah plastik yang baginya sangat berharga.

Dok.pri mbak Wati Bekerja memunggut sampah plastik
Dok.pri mbak Wati Bekerja memunggut sampah plastik
Pelan saya mengamati. Ramah saya menyapa perempuan yang dibagi kanannya menjadi penopang karung berukuran besar. 

Wati, dia menyebut namanya singkat. Usianya 36 tahun, 3 tahun lebih muda dari usiaku. Seperti dugaanku, ternyata benar dia berasal dari Purbalingga kota kecil yang masuk dalam wilayah eks karesidenan Banyumas. 

Selama bulan puasa, dia bekerja memungut sampah plastik dari selepas taraweh hingga jam 2 dini hari. Mbak Wati pulang menjelang sahur. Bergantian dengan suaminya yang juga memulung sampah dari pagi hingga sore. 

Ketika dia menyebut tinggal di lapak sampah tak jauh dari tempat kami bertemu, setengah memaksa saya meminta mbak Wati untuk mengajak saya singgah barang sejenak.

Mbk Wati, Suami dan Diva (4 th) dok.pri
Mbk Wati, Suami dan Diva (4 th) dok.pri
Bak peradaban tersembunyi, lapak sampah yang terletak di Jl Kenanga pondok pinang itu nyatanya dihuni oleh banyak keluarga.  Termasuk mbak Wati beserta suami dan ketiga anaknya. Dua anaknya konon sedang taraweh, hanya ada suami dan Diva, anak perempuan mbak Wati yang masih berusia 4 tahun.

Mbak Wati dan anaknya yang berusia 4 tahun / dokpri
Mbak Wati dan anaknya yang berusia 4 tahun / dokpri
Sudah lebih dari 10 tahun dia memungut sampah. Saat Ramadan ia dan suami harus bekerja lebih giat, mengumpulkan sampah agar bisa menjadi bekal di Hari Raya. Berjalan kaki sepanjang jl Ciputat raya - Pondok Pinang hingga ke Gandaria dengan memulung sampah, sebuah ketangguhan luar biasa.

Tangkap layak deluxe room di Cordella Hotel Senen - Jakarta.
Tangkap layak deluxe room di Cordella Hotel Senen - Jakarta.
Ya Allah, andai saja bisa berbagi kebahagiaan, ingin rasanya bisa mengajak mbak Wati dan keluarganya barang sejenak bisa bermalam di Cordella hotel Senen-Jakarta. Semoga menjadi suatu keniscayaan. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun