Biasanya saya memiliki celengan/tabungan konvensional yang berasal dari sisa uang belanja baik berupa koin logam 1000, 500, atau uang kertas dengan nominal 1000, 2000. Misalnya, saya menganggarkan belanja lauk dan sayur Rp 50.000/hari. Pada hari-hari tertentu saya masih memiliki simpanan sayur/tempe sehingga saya cukup membeli ikan saja. Nah sisa uang belanja harian inilah yang saya sisihkan.
Saya bukan penganut dimana budget yang dianggarkan harus dihabiskan, melainkan tetap memiliki strategi belanja, mencari harga terbaik sehingga ada margin/sisa yang bisa dikumpulkan. Menyisihkan sebagian/sisa uang belanja sungguh banyak peruntukkannya.Â
Biasanya saya mengalokasikan sisa uang belanja tersebut untuk pos kebutuhan biaya cadangan/biaya tak terduga. Bisa juga sebagian dialokasikan untuk sarana investasi sosial /donasi atau amal membantu sesama.Â
Saya memiliki kebiasaan membuka celengan/tabungan konvensional dari sisa uang belanja menjelang akhir Ramadan. Bisanya saya peruntukkan untuk sedekah/infaq.Â
Tak jarang, saya menjadikan celengan tersbut sebagai unit simpan pinjam pribadi. Sewaktu-waktu ada kekurangan anggaran bisa diambilkan dari uang yang sebagian saya sisihkan. Dengan catatan saya harus mengembalikan sesuai dengan nominal yang saya gunakan saat itu.
Tak Hanya Iqra (Bacalah!!!), Lengkapi dengan Catatlah Saat Mengelola Keuangan Selama Bulan RamadanÂ
Islam mengajarkan kita untuk Iqra! Bacalah, terlebih saat Ramadan begini membaca Alquran menjadi ibadah tersendiri. Namun apalah arti iqra tanpa kita mengimbanginya dengan sebuah pecut catatlah! Manakala kebiasaan mengelola keuangan selama ini masih belum sepenuhnya rapi.
Mumpung bulan Ramadan, tiada salahnya bacalah!, disempurnakan juga dengan catatlah!. Mencatat semua pengeluaran, bila perlu secara detail sehari-hari menjadi tips jitu bagi saya mengantisipasi kesemrawutan dalam mengelola keuangan.
Semakin banyak pengeluaran, maka semakin banyak catatan yang harus dibuat. Belum lagi jika ada selisih hitungan. Lho kok uangnya tinggal segini?? Buat beli apa saja tadinya? Tak sedikit orang yang harus berpusing ria merasa bingung ketika mendadak uang yang semula masih terasa banyak mendadak tinggal sedikit secara nominal.
Tidak sadar kalap dalam berbelanja tanpa menyiapkan catatan. Alhasil merasa menyesal atas belanja yang setengah sadar dilakukan. Yuk mumpung ramadan, kita belajar untuk tumaknina. Melakukan sesuatu dengan cermat, tepat dan terukur. Agar kondisi keuangan selama Ramadan tidak amburadul.
Saya biasa mencatat item /barang apa yang hendak saya beli. Begitupun setelah selsesai belanja saya akan kembali mencatan dalam buku pengeluaran harian secara rinci. Terkadang ada selisih harga yang menjadikan kita mendapat sisa uang belanja yang bia masuk dalam post tabungan.