Beruntung warga Betawi melestarikan biji Ketapang sebagai salah satu nama kue kering Jadul yang banyak dijumpai kala lebaran. Mengunyah biji Ketapang memunculkan sensasi tersendiri. Awas bisa lupa diri saat setoples biji Ketapang dimakan sembari menonton televisi, bisa habis tanpa kita sadari.
Membuat biji Ketapang bisa dibilang gampang-gampang susah. Meski bahan-bahannya sederhana namun jika takaran dan cara membuatnya tidak pas, maka biji Ketapang akan terasa keras dan kurang nikmat disajikan sebagai kue kering lebaran. Membuat biji Ketapang juga tidak membutuhkan peralatan yang ribet lho. Sebab biji Ketapang dibuat dengan digoreng. Tidak perlu menggunakan oven.
Nah, mumpung lebaran kali ini sebaiknya tidak mudik ke luar Jakarta, ada baiknya lho menyajikan biji Ketapang sebagai salah satu kue lebaran di rumah. Dijamin pasti suka. Dengan catatan biji ketapangnya tidak keras ya.
Bedanya, Churros berasal dari Spanyol dengan ukuran lebih besar, sementara akar kelapa berasal dari Betawi dengan ukuran lebih kecil.
Dibandingkan dengan semprit dan Biji Ketapang, akar kelapa terbilang jarang dijumpai. Biasanya akar kelapa dijual terbatas pada wilayah tertentu saja dengan jumlah yang tidak begitu banyak. Wajar jika akar kelapa berada dibawah semprit dan Biji Ketapang dilihat dari tingkat kesukaaannya.Â
Nah harus belajar buat akar kelapa sendiri nih dirumah. Agar akar kelapa juga banyak disukai seperti halnya semprit dan Biji ketapang
Jadi lebaran di Jakarta tahun ini, mana nih yang paling kamu sukai diantara 3 kue jadul ala Betawi ? Semprit, biji Ketapang, atau akar kelapa??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H