Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pro Kontra: Belanja Bingkisan Lebaran Offline, Tetap Lebih Baik

13 Mei 2020   23:06 Diperbarui: 13 Mei 2020   23:29 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pri | Belanja Bingkisan lebaran offline tetap lebih baik

Lebaran tinggal menghitung hari. Meski musim pendemi,bagi yang masih diberi keluasan rejeki, belanja kebutuhan lebaran pastinya tetap akan dilakukan. 

Tidak ada salahnya pula menyiapkan bingkisan lebaran bagi kerabat ,sanak saudara hingga mereka yang dianggap lebih membutuhkan sebagai sarana untuk berbagi. Persoalannya banyak toko yang tutup efek dari pemberlakuan PSBB- sebagai upaya mencegah perluasan Corona. Lantas bagaimana menyikapi belanja kebutuhan  bingkisan lebaran?.

Ya, selama musim Corona berbagai transaksi jual beli menyangkut pemenuhan  kebutuhan memang cenderung dilayani secara online. Banyak toko/gerai makanan hingga perusahaan apapun membuka jalur digital agar cash flow tetap berjalan lancar. Buah dan sayuran pun banyak yang dijual secara online.

Meski saya pernah beberapa kali belanja secara online,untuk urusan bingkisan lebaran, belanja offline tetap lebih baik. Mengingat bingkisan tersebut akan kita berikan kepada orang lain. Wajib hukumnya untuk memberi sesuatu yang baik secara kualitas dan standak kelayakan konsumsi.

Apalagi saya akan memberi bingkisan lebaran dalam bentuk bahan makanan/kue lebaran. Pastinya akan banyak pilihan dengan aneka harga yang bisa diperbandingkan. Tidak lupa memilih kemasan yang tidak rusak dan mengecek tanggal kadaluarsa menjadi satu keharusan. Dan itu semua hanya bisa dilakukan dengan belanja offline.

Dok.pri | cek kadaluarsa hanya bisa dilakukan saat belanja offline
Dok.pri | cek kadaluarsa hanya bisa dilakukan saat belanja offline
Belanja offline jelas mengantisipasi terjadinya  "membeli kucing dalam karung". Sebab pastinya ada barang ada uang. Berbeda dengan sistem online yang uang dulu yang kita bayarkan, barang datang belakangan dengan sistem untung-untungan. Untung jika barang sesuai pesanan. Buntung jika barang yang datang jauh dari standar yang kita harapkan.

Itulah kenapa untuk belanja bingkisan lebaran, saya memilih belanja offline. Jelas tetap lebih baik segala sesuatunya. Lebih tidak menimbulkan kekecewaan sebab kita bisa memilih secara langsung barang yang akan kita beli. 

Pengalaman belanja online yang kurang mengenakkan pernah saya rasakan. Alih-alih berburu barang super murah yang ada malah membeli barang yang tidak bisa digunakan. Tentu menjadi mubadzir bukan?

Jangan sampai bingkisan lebaran yang akan kita beri ke kerabat atau orang lain ternyata cacat apalagi Tidak layak konsumsi akibat kesalahan sistem belanja lebaran kita.  Beberapa barang dengan kemasan botol kaca seperti syrup pun jelas akan lebih aman jika dibeli secara offline. Tidak beresiko pecah atau rusak dengan sistem pengiriman barang seperti ketika belanja online.

Masing-masing memang memiliki kelebihan dan kekurangan, namun untuk urusan belanja bingkisan lebaran dari dulu hingga sekarang saya tetap membeli semua secara offline dengan langsung mendatangi toko yang  banyak menawarkan harga promo.

Belanja bingkisan lebaran secara offline juga menjadi salah satu bentuk refreshing tersendiri bagi saya. Tentu dengan tetap memperhatikan aturan keselamatan kesehatan di musim pendemi. Menggunakan masker penutup hidung dan mulut, membawa hand sanitizer dan tetap jaga jarak selama belanja offline. 

Yakin deh, belanja bingkisan lebaran secara offline tetap lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun