Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Resmi Menjadi Nasabah Bank Sampah KBA Rawajati, Bukan Sekadar Resolusi

31 Desember 2019   19:50 Diperbarui: 31 Desember 2019   20:02 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Resmi Menjadi Nasabah Bank Sampah KBA Rawajati Dokpri

Hari terakhir di tahun 2019 justru menjadi  awal resolusi tahun 2020 bagi saya. Tidak lagi berupa kata-kata melainkan dengan aksi nyata. Ini kali ketiga saya berkunjung ke Kampung Berseri Astra (KBA) Rawajati. Kenapa kali ketiga? karena sejujurnya kemarin saya telah ke sana. Hanya saja waktu kedatangan sudah terlalu sore, sehingga bank sampah pun tutup.

Jika bukan karena ikut serta dalam Roadshow KBA Astra Rawajati pada akhir November 2019 lalu,mungkin saya tidak akan pernah mengetahui fakta bahwa di Jakarta ada kawasan yang asri seperti ini. Tak hanya rimbun pepohonan yang membuat udara  terasa sejuk saat siang datang, namun aktifitas warga pun teramat menginspirasi.

Jarak sejauh 16 km bukanlah menjadi penghalang. Setelah menempuh perjalanan selama 35 menit dari kawasan Pondok Pinang Jakarta Selatan dengan jasa ojek online, kehadiran saya di KBA Rawajati siang tadi disambut ramah oleh salah seorang warga pegiat bank sampah Rawajati yang tengah asyik memilah sampah plastik.

Tentengan Tote bag berukuran besar berisi aneka sampah plastik yang saya kumpulan selama sebulan menjadi pertanda bahwa saya hendak menabung di bank sampah.

sampah plastik yang saya bawa ditimbang. Dokpri
sampah plastik yang saya bawa ditimbang. Dokpri
"Mau nabung?"sigap seorang perempuan mendekat dan mengarahkan saya pada sebuah timbangan.

Tanpa ragu saya pun menyampaikan jawaban sekaligus meminta petunjuk  lebih lanjut sebagai orang yang baru pertama kali bergabung di bank sampah ini. Ternyata begitu mudah untuk menjadi nasabah bank sampah di KBA Rawajati.

Tanpa prosedur yang rumit, sampah yang saya bawa langsung ditimbang oleh salah satu petugas. Setelah itu ada satu petugas lain yang mencatat berat timbangan. Barulah saya diantar masuk ke sebuah ruangan untuk bertemu bu Silvy Ermita selaku ketua Bank Sampah di kelurahan Rawajati ini. 

Senyum dan jabat tangan bu Silvy sangat bersahabat. Apalagi ketika Bu Silvy mengetahui saya datang dari luar Rawajati. Sembari menyiapkan buku tabungan baru dan memasukkan angka pembuka yang menjadi awal komitmen saya, Bu Silvy memberi alternatif pengiriman sampah.

Tak harus datang langsung, Sampah khususnya jenis plastik yang sudah dipilah bisa juga dikirim melalui jasa logistik hingga layanan jasa ojek online. bahkan Bank Sampah menyedikan layanan jemput ke rumah dengan kendaraan operasional bank sampah ketika nasabah akan menabung dalam jumlah banyak.

Tentu ini berlaku bagi warga Rawajati saja. Wajar, jika Rawajati ini mendapat penghargaan bidang lingkungan hidup dari Pemerintah Propinsi Jakarta maupun Kementerian Lingkungan Hidup.

Resmi Menjadi Nasabah Bank Sampah KBA Rawajati Dokpri
Resmi Menjadi Nasabah Bank Sampah KBA Rawajati Dokpri
dok.pri Saldo Awal tabungan
dok.pri Saldo Awal tabungan
Hanya butuh waktu kurang lebih 10 menit saya pun resmi tercatat sebagai nasabah bank sampah KBA Rawajati dengan nomor anggota 822. Selebihnya saya berbincang ringan. Hingga tiba saat mempelihatkan saldo awal tabungan saya sejumlah Rp 1500 saja, Bu silvy tersenyum sembari menyampaikan pesan bijaknya.

Jangan dilihat dari nominalnya yang kecil. Hal yang lebih penting justru kesadaran akan bahaya sampah plastik khususnya bagi lingkungan itu yang mahal harganya.Kalimat dari Ketua Bank Sampah KBA Rawajati itu menjadi pemecut semangat dan memperteguh komitmen saya. 

memilah sampah plastik. dok pri
memilah sampah plastik. dok pri
dok.pri sampah plastik dan perempuan pegiat Bank Sampah
dok.pri sampah plastik dan perempuan pegiat Bank Sampah
Saya pun akan mulai belajar memilah sampah plastik sebelum saya bawa ke bank sampah. Dari petugas yang menimbang dan mencatat sampah plastik yang saya bawa. Dalam satu botol sampah plastik, ada 3 bagian yang masing-masing punya nilai yantg berbeda, yakni tutup, label kemasan dan botolnya. Tabungan pertama saya masuk dalam kategori gabruk campur karena tidak dipilah sedari awal.

dok.pri laporan penerimaan sampah tahun 2019 dok.pri
dok.pri laporan penerimaan sampah tahun 2019 dok.pri
Ya, jika dihitung secara materi, menabung sampah hanya akan menghasilkan rupiah yang tidak seberapa. Namun ada pula yang secara rutin menyetor hingga saldo dalam satu tahun mencapai ratusan ribu. Itu data yang tadi sempat diperlihatkan pada saya.

Lagi-lagi menabung sampah bukan semata-mata untuk mencapai terget rupiah semata, ada hal yang jauh lebih penting dan lebih mendasar manakala saya memiliki kesadaran  dan turut berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan dari ancaman bahaya sampah pada umumnya, dan sampah plastik pada khususnya.

KBA Rawajati, Kesan Pertama Teramat Menggoda- Selanjutnya Akan Rutin Berkunjung Kesana

dok.pri Anak-anak bermain bola di KBA RAwajati
dok.pri Anak-anak bermain bola di KBA RAwajati
Jatuh hati pada pandangan pertama, kalimat ini semoga tidak dianggap berlebihan. Sebagai seorang yang suka dengan nuansa hijau, kampung berseri Astra Rawajati cukup membuat saya merasakan relaksasi tersendiri saat berada di areal yang cukup asri.

Sebagai salah satu kaum urban yang tinggal di Jakarta, hijau dan rimbunnya pepohonan bagi saya  bisa mendatangkan kesegaran ditengah pemandangan gedung pencakar langit dan lalu lalang kendaraan.

Rasanya betah berlama-lama di KBA Rawajati ini, sekedar untuk mencari inspirasi menulis. Anggap saja wisata sosial, sambil menabung sampah dapat menikmati nuansa kampung yang tertata asri.

dok.pri sudut KBA Rawajati
dok.pri sudut KBA Rawajati
 Areal lahan yang berada di tengah pemukinan komplek Zeni ini sejatinya tidak terlalu jauh dari salah satu pusat perbelanjaan modern dan stasiun commuterline Kalibata. Praktis, KBA Rawajati dapat dijangkau dengan menggunakan moda kendaraan umum dilanjutkan dengan berjalan kaki tak lebih dari 1o menit.

Selain bank sampah, Ada beberapa fasilitas terpadu Masyarat lain yang memiliki nilai manfaat bagi warga sekitar. PAUD dan Taman Kanak-Kanak (TK)Bunga Jati, Taman Bermain dan berolahraga hingga pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos.

Hingga kerajianan dari daur ulang kertas dan kemasan plastik pembungkus menjadi barang bernilai lebih,Adapula  "green house", yang pada kali pertama saya bertandang dengan rombongan roadhow kampung berseri Astra cukup mencuri perhatian saya. 

dok.pri daur ulang sampah kertas
dok.pri daur ulang sampah kertas
dok.pri pengolahan kompos dr sampah organik
dok.pri pengolahan kompos dr sampah organik
Pada kali kedua apalagi. Saya benar-benar menikmati suasana KBA Rawajati pada sore hari. Banyak anak-anak bermain dengan wajah berseri. Tidak ada gadget ditangan mereka, hingga bermain bola pun terlihat gembira.

Di salah satu taman, anak-anak yang menginjak usia remaja tampak sedang bercengkerama di tempat perosotan. Sebagian orang dewasa mengajak anak balita bermain di depan TK

dok.pri dengan pak Wawan di Green House KBA Rawajati
dok.pri dengan pak Wawan di Green House KBA Rawajati
Cita-cita ingin memiliki kebun di sekitar rumah yang akan saya tanami dengan aneka tumbuhan berkhasiat, menjadikan "green house" KBa Rawajati begitu menginpirasi. Tidak hanya tanaman apotek hidup saja yang dapat dijumpai, tetapi beberap jenis tumbuhan langka yang cukup selama ini diyakini berkhasiat bagi kesehatan tubuh. 

Antara lain Kumis kucing, Binahong, Cocok Bebek, Pakis, Sirih Merah, JIntan, Myana, Ginseng dan lain sebagainya. Dengan ramah, pak Wawan salah satu warga yang aktif di Bank Sampah Rawajati ini menerangkan masing-masing jenis tanaman yang ada. Ini serupa mini Arborethum di tengah kawasan padat penduduk Jakarta. 

dok.pri sayur hydroponik di KBA Rawajati
dok.pri sayur hydroponik di KBA Rawajati
Di salah satu sudut green house, dikembangkan pula budidaya sayuran hydroponik berupa bayam merah dan kangkung. Sayuran tersebut menurut Pak Wawan bisa dimanfaatkan bagi warga yang membutuhkan bila waktu panen tiba. Memang jumlahnya tidak seberapa, namun karena dirawat dan  dijara bersama-sama, maka saya yakin rasa sayuran hasil panennya ini istimewa. 

Antara Saya, Bu Silvy Dan Amilia Agustin

dok. pripenghargaan KBA Rawajati
dok. pripenghargaan KBA Rawajati

Saya hanyalah segelintir orang yang mulai tergerak untuk ikut serta memerangi sampah plastik.  Sadar bahwa saya belum  bisa lepas 100% dari ketergantungan terhadap benda-benda dari plastik, maka komitmen untuk bergabung di Bank sampah Rawajati ini menjadi aksi nyata.

Lebih baik terlambat dari pada tidak peduli sama sekali. Jika saya baru memulai hari ini untuk bergabung dengan warga rawajati dibawah kepemimpinan bu Silvy yang sudah sejak tahun 2008 mengisiasi Bank sampah,maka ada sekian banyak sosok yang telah menjalani serangkaian aksi sejak usia yang masih terbilang dini.

Adalah Amalia Agustin (Ami), Mojang Bandung kelahiran  20 April 1996  ini telah 10 tahun lalu mengawali aksi nyata memerangi sampah. Diusia yang terbilang muda, Mia mendapat apresiasi dari Astra berupa penghargaan Satu Indonesia Award tahun 2010 bidang lingkungan.

Di support oleh mamanya, Ami menjadi inisiator"Go To Zero WasteSchool"  yang merupakan program pengelolaan sampah yang terbagi menjadi empat yakni  sampah an-organic, organic, tetrapak, dan kertas.Hal itu berlangsung sejak tahun 2005 semasa Mia masih duduk di bangku SMP.

dok.Pri Ami peraih Satu Indonesia Award tahun 2010
dok.Pri Ami peraih Satu Indonesia Award tahun 2010
 Tak berhenti disitu saja, langkah kecilnya terus berlanjut hingga dia masuk SMA. Ami bahkan tak hanya memilah sampah semata, melainkan menjadikan sampah menjadi sesuatu yang tidak mubadzir alias mendaur ulang sampah. From Trash to Frashion, demikian Ami menjadikan sampah dari aneka bungkus plastik menjadi beberapa tas, dompet dan barang bermanfaat lainnya. 

Selepas SMA, status mahasiswa tak menjadikan Ami terlena. Kepeduliannya terhadap situasi anak kos di Universitas negeri ternama di Pulau Dewata kian mematangkan langkah mia akan kecintaan terhadap lingkungan. Uadaya Green Community membuatnya kian terpacu memerangi sampah hingga dia menyandang gelar sarjana.

Kini Ami mengabdikan diri di bagian CSR Astra Corporate. Dalam Momentuk Roadshow KBA Astra, Ami yang hadir menyatakan bahwa dia bersyukur bisa bekerja sesuai passion dan kecintaannya, dimana dia bisa memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

Antara Saya, Bu Silvy dan Ami memiliki kesamaan, yakni  terlahir sebagai sesama perempuan. Dengan talenta dan prestasi yang diraih Ami ataupun BU silvy Bu Silvy, saya menjadi perempuan yang jauh tertinggal secara prestasi. Namun diam-diam saya menjadikan mereka sebagai suri tauladan yang memberi semangat untuk memulai memerangi sampah plastik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun