Di salah satu taman, anak-anak yang menginjak usia remaja tampak sedang bercengkerama di tempat perosotan. Sebagian orang dewasa mengajak anak balita bermain di depan TK
Antara lain Kumis kucing, Binahong, Cocok Bebek, Pakis, Sirih Merah, JIntan, Myana, Ginseng dan lain sebagainya. Dengan ramah, pak Wawan salah satu warga yang aktif di Bank Sampah Rawajati ini menerangkan masing-masing jenis tanaman yang ada. Ini serupa mini Arborethum di tengah kawasan padat penduduk Jakarta.Â
Antara Saya, Bu Silvy Dan Amilia Agustin
Saya hanyalah segelintir orang yang mulai tergerak untuk ikut serta memerangi sampah plastik.  Sadar bahwa saya belum  bisa lepas 100% dari ketergantungan terhadap benda-benda dari plastik, maka komitmen untuk bergabung di Bank sampah Rawajati ini menjadi aksi nyata.
Lebih baik terlambat dari pada tidak peduli sama sekali. Jika saya baru memulai hari ini untuk bergabung dengan warga rawajati dibawah kepemimpinan bu Silvy yang sudah sejak tahun 2008 mengisiasi Bank sampah,maka ada sekian banyak sosok yang telah menjalani serangkaian aksi sejak usia yang masih terbilang dini.
Adalah Amalia Agustin (Ami), Mojang Bandung kelahiran  20 April 1996 ini telah 10 tahun lalu mengawali aksi nyata memerangi sampah. Diusia yang terbilang muda, Mia mendapat apresiasi dari Astra berupa penghargaan Satu Indonesia Award tahun 2010 bidang lingkungan.
Di support oleh mamanya, Ami menjadi inisiator"Go To Zero WasteSchool"  yang merupakan program pengelolaan sampah yang terbagi menjadi empat yakni  sampah an-organic, organic, tetrapak, dan kertas.Hal itu berlangsung sejak tahun 2005 semasa Mia masih duduk di bangku SMP.