Siang itu Kamis 7 November 2019 ruangan di lantai 9 Rumah sakit Premier Jatinegara atau disingkat RSPJ dipenuhi oleh pegiat Blog dan Vlog beserta tim management rumah sakit yang letaknya tak jauh dari kawasan Kampung Melayu,Jakarta Timur.Â
Persis bersebelahan dengan kantor PLN Jatinegara.Ini merupakan kali pertama saya masuk ke rumah sakit yang konon mengedepankan komitmen layanan kesehatan dengan jaminan mutu. Hal itu bisa dilihat dari kata "premier' yang melekat di belakang nama Rumah sakit.
Suasana seminar kesehatan bertema mengenal Parkinson kian semarak dengan dress code merah yang dikenakan oleh hampir semua peserta.Â
Hadirnya narasumber yang berkompeten yakni dr. Sukono Djojoatmodjo Sp.s benar-benar memberi asupan pengetahuan yang tidak saja mengenal apa dan bagaimana penyakit Parkinson itu.
Meski usianya tak lagi muda, Â sosok dokter ahli syaraf ini mengingatkan saya pada sosok dokter tenar yang kerap muncul di televisi.Â
Cara penyampaian yang asyik, komunikatif disertai tayangan video tidak saya menjadikan saya tak saja membuka mata dan telingga melainkan pula membuka hati untuk menyelami hal ihwal  penyakit ini.
Sangatlah penting bagi keluarga untuk memberi dukungan penuh bagi penderita Parkinson demi maksimalnya pengobatan. Sepintas, nama penyakit degeneratif yang kebanyakan menyerang kalangan usia lanjut ini terdengar keren.Â
Namun siapa yang menyangka bahwa penyakit ini tidak saja menyerang syaraf motorik berupa gerakan gemetaran tak terkontrol pada tangan, kaki, bibir atau anggota tubuh lain. Melainkan bisa menyerang sistem syaraf lain yang mengakibatkan penderita parkinson mengalami gangguan kejiawaan berupa Depresi,bahkan halusinasi. Ini pula yang membedakan Parkinson dengan penyakit lain baik itu Stroke atau alzheimer.
Gejala yangkerap disepelekan itu antara lain kekauan gerak (rigidity), termasuk ketika muka/wajah menjadi kaku dan sulit senyum. Selain kekuan gerak, kelambanan gerak juga menjadi hal yang harus diwaspadai sebagai gejala awal kehadiran parkinson.Â
Nah, mulai sekarang, siapa yang masih sulit untuk tersenyum kepada sesama,maka sebaiknya mulai mencoba senam wajah agar kita tidak menjadi tempat bersarangnya Parkinson. Tidak hanya lamban, kaku penderita parkinson juga memiliki sistem keseimbangan badan yang buruk. Hal itu menyebabkan penderita parkinson mudah jatuh.
Tidak sebatas tremor saja, penderita parkinson juga akan mengalami gangguan penghidu, yakni gangguan pada indra penciuman dimana tidak bisa membedakan bau-bauan secara tajam. Mereka juga akan mengalami gangguan tidur, tekanan darah rendah, sulit buang air besar, depresi, halusinasi hingga gangguan kejiwaan.Â
Jika sudah berada pada taham depresi den gangguan kejiwaan inilah dukungan anggota keluarga sangat dibutuhkan. Pnderita parkinson tidak sekedar butuh dibantu untuk memudahkan geraknya saja, melainkan butuh didengar ucapannya,jangan sampai dikesampingkan begitu saja pembicaraannya.Â
Itulah yang kerap terjadi, manakala orang tua menderita parkinson. Kadang karena dianggap sebagai penyakit tua, maka anggota keluarga yang lebih muda, entah itu anak, adik merasa tidak perlu mendengar apa yang dikatakan oleh penderita parkinson. Padahal hal itu bisa saja memperparah kondisi psikis dan kejiwaan penderita parkinson dan membuat gangguan non motoriknya kian bertambah berat.
Pengobatan medis yang dapat diberikan kepada penderita parkinson pada umumnya berupa obat oral sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter yang menangani, obat infus hingga tindakan operasi pada sistem syaraf penderita. Tindakan operasi ini dikenal dengan istilah DBS (Deep Brain Stimulation).Â
Hal ini akan memaksimalkan kembali fungsi kontrol otak, meskipun Parkinson tidak bisa disembuhkan secara total. Namun DBS ini akan membantu penderita Parkinson untuk lebih leluasa bergerak dan menekan intensitas tremor yang menyertai.Â
Para dokter ahli dan tenaga medis yang ada akan memberikan layanan terbaik sebagai bagian dari komitmen mutu dan tanggungjawab terhadap pasien. Bahkan Rumah sakit ini tercatat sebagai rumah sakit pertama di Jakarta yang memegang sertifikat Akreditasi JCI ( Joint Commision International). Dan kabar baiknya lagi, RS Premier Jatinegara menerima rujukan dan pelayanan BPJS sesuai bagi penderita parkinson sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Setiap kita tentu tidak berharap orang tercinta menderita penyakit degeneratif, khususnya mereka para orangtua kita. Namun bilamana perlu,tidak ada salahnya kita pengupayakan pelayanan terbaik demi meringankan gejala parkinson dengan memilih RS Presmier Jatinegara segai sarana dan prasarana kesehatan pilihan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H