Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Remehkan Batuk dan Pilek Berkepanjangan pada Anak-anak, Waspada Pneumonia

9 September 2019   16:13 Diperbarui: 9 September 2019   16:20 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. pri Program Kampanye Pnemonia

Orang tua mana yang ingin anaknya kehilangan keceriaan akibat sakit. Apapun sakitnya, sebagai orangtua haruslah tetap waspada. Jangan ada jawaban yang terkesan menggampangkan ketika ditanya anaknya sakit apa bu? "cuma Batpil kok ,nanti juga sembuh" Aduh, batuk pilek jangan dianggap remeh lho. Jika berkepanjangan, tak kunjung sembuh hingga timbul gejala demam , suhu badan tinggi hingga batuknya berdahak , sesak nafas. Pastikan anak tersayang kita tak mengidap Pneumonia.

Pneumonia atau yang sering dikenal dengan istilah paru-paru basah tidak saja menyerang orang dewasa. Justru, anak-nakalah yang menjadi sasaran empuk bersarangnya infeksi di organ paru-paru baik salah satu ataupun keduanya. Inveksi yang menyerang anak-anak ini tentu saja berasal dari masuknya bakteri.Kurangnya pengetahuan tentang penyakit Pneumonia ini di kalangan orang tua khususnya perempuan yang telah menjadi ibu atas anak-anaknya sering kali menjadi tragedi sendiri.

Dok. pri Program Kampanye Pnemonia
Dok. pri Program Kampanye Pnemonia

Satu dari lima kematian Balita diakibatkan oleh pneumonia. Bahkan penyakit ini menjadi penyakit yang menjadi penyebab nomor 1 kematian anak di dunia. Tiap tahun 1 juta anak dinyatakan meninggal akibat mengidap Pneumonia. Beberapa faktor yangf memicu terjangkitnya pneumonia pada aanak salah satunya adalah polusi udara sekitar. Paparan asap kendaraan hingga asap rokok menjadi pemicu yang kerap mengakibatkan pneumonia bersarang dalam tubuh anak-anak tersayang.

Beberapa gejala Pneumonia anak dapat dilihat dengan adanya beberapa gejala berikut :

  • Deman yang cukup tinggi
  • Batuk berdahak yang berkepanjangan (perhatikan dahaknya  berwarna hijau, bahkan bisa juga  bercampur  darah).
  • Sesak napas/ tersengal-sengal saat  bernapas (nafas cepat dan pendek-pendek)
  • Nyeri dada saat batuk
  • Detak jantung kencang
  • Merasa lelah dan lemah
  • Mual dan muntah
  • Diare

Jika anak-anak yang terserang pneumonia berusia Batita hingga pada bayi biasanya dapat dilihat ketika bayi tampak pucat, lemas , lesu, kerap menangis lebih sering dari biasanya, tidak mau makan,  gelisah, dan muntah-muntah. JIka ada gejala tersebut hendaknya sebagai orang tua lekas memberi pertolongan pertama dengan membawanya ke dokter atau tempat pengobatan terdekat.

dok. pri ayo cegah Pneumonia
dok. pri ayo cegah Pneumonia

Penyakit yang tergolong mengancam jiwa anak-anak ini sebenarnya bisa dicegah sedini mungkin. Pemberian asi Ekslusif selama 6 bulan dengan tambahan MPASI hingga dua tahun menjadi langkah mudah dan murah. Selanjutnya pemberian Imunisasi lengkap pada anak-anak sesuai dengan Jadwal Imunisasi yang ada tanpa terlewat. Jika anak mengalami gejala sakit, meski batuk pilek sekalipun sebagai orangtua dimohon tetap memeriksakan kondisi kesehatan anak ke  fasilitas kesehatan terdekat. Pastikan anak mendapatkan gizi yang cukup dari makanan minuman yang dikonsumsi sehari-hari saat usia Balita.

dok. pri Mari Peduli Pneumonia
dok. pri Mari Peduli Pneumonia

Daya Tahan tubuh anak-anak yang prima dengan pengawasan kesehatan dari orangtua akan menghindarkan anak-anak dari serangan Pneumonia.. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa daerah yang rawan hingga waspada pneumonia. Salah Satunya Kabupaten Bandung Barat dan Sumba Barat NTT. Selama 3 tahun kedepan masuk dalam wilayah priorotas pemberantasan Pneumonia Nasional. Bentuk Kepedulian terhadap Penumonia menjadikan Save the Children mengajak semua pihak untuk bersinergi perangi penyakit mematikan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun