Jangan mengaku sebagai sate mania kalau belum pernah mencecap kenikmatan sate domba. Â Jenis daging domba memang belum setenar daging kambing, ayam atau sapi yang kerap dijadikan sebagai bahan utama menu sate. Lantas apa bedanya ya sate domba dengan sate-sate lainnya?Â
Ya jelas beda lah, apalagi kalau makan sate dombanya disini nih. Di sate domba Udin Petot Waroong Kebayoran, a new dinning sate experience deh pokokmen..eh pokoknya.
Domba itu beda tidak ya mas dengan biri-biri alias shaun the sheep? itu pertanyaan yang terlontar  saat pertama tiba di lantai 2 waroong Kebayoran.Makklum ini klai pertama mau mamam sate domba.Â
Pertanyaan berikutnya yang tertuju pada si pemilik warung adalah, itu daging domba asalnya dari mana? Dan ternyata Indonesia bagian Garut lah yang menjadi lokasi asal si daging domba. Selain dagingnya yang masih fresh, domba yang banyak diternak di Garut sana juga menghasilkan produksi susu dan rambutnya. Khusus sore itu kami hanya akan disuguhi daging domba , tidak bersama rambut dan susunya ya gaess.
 Tidak  susah untuk menjangkau lokasi yang beralama di Jl Prof Joko Sutono kawasan Kebayoran Baru. Bisa ditempuh dari Blok M, Senopati atau Mampang-Tendean. Alhasil kami pun tak sabar untuk menyantap aneka sajian menu domba dan sate ayam nakal special yang berbeda dari yang lainnya saat senja mulai menggoda. Sembari menunggu sate domba dihidangkan, segelas es teh lecy cukup mengurangi haus dahaga. Dan begitu daging domba yang telah ditusuk muncul diatas meja, semua langsung mengerubut.
Semacam hot plate, tapi yang ini daging domba yang telah ditusuk masih mentah. Jadilah kita bakar-bakar sate domba on the spot. gag kebayang kan menikmati sate domba kebul-kebul dengan gaya bakar sesuai selera loe?. Mau Setengah mateng sampe mateng pun..atur sendiri gaes...begitupun dengan dressingnya.Â
Aneka dressing pelengkap disajikan dalam beberapa cawan yang berbeda dari mulai sambal kacang, sambal kecap, hingga sambal matah. Tidak lupa bawang putih, bawang bombay dan tomat yang ikut menghias sudut bakar batunya. Tidak butuh waktu lama untuk mematangkan sate domba, sebab bakar batu bersuhu 300 derajat celcius. Awas panas yaa!!!.Â
Cara penyajian yang seperti ini cocok bagi para penikmat petualangan kuliner. Kesan Vintage muncul dengan hadirnya piring jadul yang menawan. Banyak momen untuk cekrak cekrek aneka menu dari berbagai sudut pandang. Seperti y ang dilakukan oleh bozz madyang noh.
Apalagi sate domba ini punya dua versi yakni polos dan manis dibibir yang lebih cenderung berasa manis karena bumbunya. Saya sih suka dua-duanya.
Selain sate domba ada juga loh olahan menu domba lainnya sebut saja gulai domba, iga bakar domba (recomended banget) dengan kuah specaia, yang ini nihh banyak yang suka. Tak sebatas domba saja, ternyata di sate udin petot ini ada menu sate ayam bagi penikmat sate konvensional (ups.), Tapi jangan salah nih. sate ayam disini punya rasa yang unik.Â
Bagi yang kangen dengan citarasa sate ponorogo, cuzz ke sini ajah dijamin puass. Tidak terasa, 2 porsi sate domba, dua porsi sate ayam dan aneka olahan menu domba telah kandas kami santap bersama.
Ciri khas daging domba tertinggal dalam bagian lidah yang sepertinya akan membuat saya kembali untuk mengulang menikmatinya. Begitupun menu lain yang seraca harga masih terjangkau.Â
Yuks sate mania, kapan kita makan bareng di sate pak Udin Petot Waroong Kebayoran?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H