Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Segar

Cara Bugar Menjadi Kaum Urban Selama Ramadan ala Saya

7 Mei 2019   23:21 Diperbarui: 8 Mei 2019   00:07 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usahakan kita beraktifitas di ruangan tertutup. Hal itu mengurangi rasa haus akibat panas cuaca di ruang terbuka. Tepat pukul 12.00 saya sampai di Perpustakaan nasional. Dan wajah saya masih tampak sumringah meski sudah menempuh perjalanan Bekasi-Thamrin.

Keempat, Usahakan melaksanakan shalat tepat waktu, khususnya Duhur dan Ashar. Bukan tanpa sebab waktu shalat ditetapkan sebagian rincinya sebagai pedoman bersama. Saat puasa begini, shalat adalah sebentuk kewajiban yang akan mengembalikan kekuatan dari godaan lapar, haus dahaga. Rasakan kesegaran air wudlu tanpa harus membatalkan puasa.

Begitulah ketika tidak puasa, sering kita menunda waktu shalat. Namun saat puasa begini, percikan air wudlu sebelum shalat justru amat sangat membantu kita untuk senatiasa merasa segar. Bacaan-bacaan shalat sejenak melupakan kita dari buai harum makanan yang lewat. Ibarat Mantra Sakti yang menguatkan kita jalani puasa sehari penuh bagi kaum urban yang memiliki banyak godaan makanan selama puasa.

Kelima, Gunakan transportasi massa untuk hemat energi dan hemat biaya.  Beruntunglah kita sebagai kaum urban ditengah permasalahan kemacetan ibukota,  masih ada celah untuk tetap melakukan mobilitas lintas ruang. Commuter line, Trans Jakarta, Trans Jababeka, Bahkan "Omprengan" dan MRT yang kekinian menjadi pilihan bijak selama puasa.

Rasa kantuk akibat harus bangun untuk santap saur, terkadang membayangi para pengendara sepeda motor harus harus berangkat pagi-pagi. Terlebih selama puasa, Ritual coffee morning ditiadakan untuk sebulan lamanya. Jadilah pagi tanpa kopi, teman perjalanan bagi pengendara sepeda motor yang menjaga binar mata mengusir rasa ngantuk dijalan.Tak hanya itu, jika transportasi massa yang kita tumpangi tidak penuh sesak, maka sejenak kita bisa bneristirahat hingga memejamkan mata selama dalam perjalanan. 

Bahkan Sisa budget dari biaya penggunakan transportasi massa yang relatif lebih terjangkaupun bisa alokasikan untuk membeli tambahan kebutuhan selama ramadan. Bahkan bisa menjadi tabungan tersendiri hingga sampai perayaan hari raya nanti. Nah selamat mencoba ya, cara  bugar menjadi kaum urban selama Ramadan ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun