"Dari potongannya, Fadli Zon ini cocok jadi menteri pendidikan," kata Prabowo dengan nada bercanda.
Demikian kutipan ini saya temukan diantara jejak digital jauh sebelum nama yang disebut memiliki posisi seperti sekarang ini di Dewan Perwakilan Rakyat sana. Kompas.com pada 7 Desember 2013 menyimpan rapi sepenggal narasi yang disampaikan oleh Prabowo Subianto terhadap sosok Fadli Zon. Kala itu tengah berlangsung event peluncuran buku Sepuluh Tahun Koperasi (1930-1940) di sebuah Hotel di bilangan Gatot Subroto.
Entah angin berbisik dari mana datangnya manakala ujug-ujug pentolan partai Gerindra mengeluarkan statement yang bisa jadi melambungkan angan politik sedemikian tingginya. Hanya karena yang bersangkutan memiliki jasa dalam menerbitkan kembali buku karya RM Margono Djojohadikusumo waktu itu diluncurkan melalui Fadli Zon Library?.Â
Semudah itukah pertimbangan pemilihan posisi calon menteri di mata Prabowo. Semoga saja tidak. Anggap saja itu sebuah cara Prabowo mengangkat nama Fadli Zon di depan tamu undangan yang hadir. Maklum saja banyak orang penting yang hadir. Diantaranya dua mantan GUbernur Bank Indonesia yakni Darwin Nasution dan Burhanuddin Abdullah.
Waktu pun berlalu. Pilpres tahun 2014, beberapa bulan setelah kalimat berisi angin surga itu disampaikan, Prabowo harus mengalami kekalahan. Sosok yang digadang-gadang menjadi salah satu menteri dalam kabinetpun harus menerima takdirnya. Beruntung, Fadli Zon menjadi caleg terpilih dari dapil Jawa Barat V dengan wilayah pemilihan Kabupaten Bogor.Â
Putra Minang satu ini pun melenggang ke Senayan. Bahkan langsung menduduki posisi sebagai Pimpinan DPR RI. Tak apalah gagal jadi menteri, yang penting dapat kursi meski hingga kini Zon belum mampu menunjukkan prestasi  kerja dan kesungguhannya memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Sempat ada cerita kegagalan Fadli Zon memperoleh kuri DPR Pada pemilihan legislatif tahun 2009. Dimana dia mencalonkan diri sebagai DPR RI dari Daerah pemilihan Sumatra Barat. Itu bukan kegagalan Fadli Zon yang pertama dan yang terakhir, sebab sebelumnya saat pemilu tahun 1999, rupanya lelaki kelahiran Payakumbuh ini sempat mencoba peruntungan politik melalui Partai Bulan Bintang (PBB) masih dari daerah pemilihan Sumatra Barat, tanah kelahirannya.Â
Kini tahun 2019  musim Pilpres  datang. Prabowo kembali mencalonkan diri untuk yang kedua kalinya. Namun masihkah Fadli Zon digadang sebagai calonn menteri pendidikan? atau jangan-jangan Prabowo lupa dengan apa yang diucapkan. Atau akibat potongan tubuh yang sudah tidak seperti dulu lagi, maka pos menteri pendidikan akan diganti oleh orang lain.
 Ah itu masih teka teki. Yang jelas saat pasangan Prabowo yakni Sandiaga Uno mengeluarkan pernyataan seperti yang dilansir dalam TribunNews.com terkait Menristekditi dari kalangan milenial. Ada kesan Fadli Zon tak segan untuk "mencegah" niatan Cawapres Prabowo itu. Kita bicara pemenangan Pilpres dulu. Begitu katanya.Â
Menanggapi kutipan pernyataan Sandiaga Uno berikut ini :