Sayang keduanya larut dalam iramanya pertahanannya masing-masing. Jokowi -Maruf masih mengandalkan rasa cukup , tidak banyak kata yang harus bicara, melainkan kerja. Sementara Prabowo-Sandi beberapa kali terpaksa memotong pembicaraan akibat waktu sudah habis. Ibarat menjawab soal ujian, masih bagus mampu menyelesaikan jawaban sebelum waktu habis. Dari pada masih berusaha bersusah payah menjawab sementara waktu yang diberikan sudah habis.
Meski saya pribadi menyayangkan, harusnya Pak Jokowi tetap  memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan apresiasi positif kepada Prab0w0 Sandi. Sederhana saja, mengajak Prabowo Sandi untuk tidak lagi mengadopsi Hoax sebagai alat komunikasi politik andalan. Jika tidak ingin terciduk seperti kasus hoax of the years 2018 yang sudah lewat.
referensiÂ