Sikap saling tatap mata itu ada di antara mereka, namun bibir yang biasa menghujat hingga mengecam hanya bisa diam seribu basa. Patut bersyukur jika akhirnya para pengikut Prabowo yang memiliki prinsip fundamentalisme beragama kini mulai paham tentang arti  damainya perbedaan.
Namun ingat, semoga bukan hanya sesaat. Begitu ada pihak yang menjadi lawan melakukan sikap yang dinilai salah dalam persepsi keagamaan ala mereka, lantas ramai-ramai kembali mengecam bahkan menurunkan sekian banyak massa di jalanan.
Tak perlu menunggu lama hingga natal dan tahun baru yang akan datang atas inkonsistensi sikap sebagian pendukung Prabowo yang cukup agamis. Kita lihat saja menjelang pilpres, apakah Prabowo mampu menjadi juru damai bagi pendukungnya atas tiap potensi konflik yang selalu dilihat dari persepsi agama, hingga seakan merekalah pemilik sah atas jalan surga. Ah...yang benar saja.
Toh kita semua tidak pernah tahu bagaimana seorang Prabowo merayakan malam pergantian tahun baru. Sebagai penanda ingatan, tentu bukan hanya saat malam tahun baru 2018 saja. Adakah yang mengetahuinya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H