Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kuartet-Trio Hingga Duet Pentolan #2019GP Mungkinkah Sedang "Kepepet"?

5 September 2018   07:40 Diperbarui: 5 September 2018   08:53 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratna Sarumpaet (sumber: Tribun-Medan wes.com)

Melihat lawan politiknya sekelas Imam Nahrowi, Putra Nababan, Wanda Hamid, Eko Hendro Purnomo, dll, bukan tidak mungkin Mardani Ali Sera menjadi penganut paham "the power of Kepepet". Dan #2109GP pun dia jadikan panggung dengan harapan namanya kian dikenal sebagai modalnya untuk kembali meraih kursi DPR RI.

Lain Mardani lain lagi Ahmad Dhani. Musisi yang santer dengan kontroversi kehidupan pribadinya gencar bermanuver politik. Gagal menjadi wakil bupati pada Pilbup Bekasi 2017, Dhani tidak kapok untuk melanjutkan ambisi politiknya. Ia pun mencoba peruntungan politik dengan menjadi Caleg DPR RI periode 2019-2024.  

Dipasang sebagai vote getter oleh partai Gerindra, musisi ini dilempar ke dapil panas Jawa Timur 1 meliputi wilayah Surabaya- Sidoarjo.  Mungkinkah Dhani mampu meraup suara di kampung halamanya? Kita Tunggu saja.

Nyentrik dan Sedikit Pongah, menjadikan Ahmad Dhani secara naluriah memiliki kecocokan dengan gerakan #GP2019. Sosoknya muncul sebagai orator yang belum dianggap piawai sebagai provokator. Nyata,  kehadiran Dhani pada deklarasi #2019GP di Surabaya ditolak mentah-mentah.

 Padahal Dhani adalah musisi bertangan dingin yang bukan tanpa penggemar. Tanpa menjadi sosok penggerak aksi massa pun, aura bintangnya masih mampu menggaet penggemar untuk memberikan suara pada pileg nanti. Jadi kenapa Ahmad Dhani harus repot turun ke jalan dan terkesan turun kelas?

Mungkin juga Dhani sudah dalam kondisi kepepet. Ajang Pilkada Bekasi 2017 tentu menguras pundi-pundi rupiahnya sebagai modal. Melihat lawan Calegnya di Dapil Panas Jatim 1 sekelas Puti Guntur Soekarno, Priyo Budi Santoso Hingga Arzeti Bilbina,Bisa jadi  Ahmad Dhani menilai #2019GP menjadi  kuda troya. 

Sangat disesalkan, bahwa para Caleg diatas hanya bisa memperlihatkan kemampuan menggalang massa tanpa dilandasi konsep kebangsaan yang jelas. Mustinya Caleg model Mardani dan Ahmad Dhani bisa muncul sebagai sosok yang kharismatik ditengah masyarakat. Membawa visi misi jika menjabat di senayan nanti. Tak lupa program kerja yang tak masuk angin begitu sudah masuk areal gedung Nusantara sana. 

Agaknya pembekalan Caleg oleh pihak internal partai dan eksternal (Lemhanas,  Kesbangpol Kemendagri) sebagai upaya pemantapan nilai kebangsaan harus lekas dilakukan. 

Jangan sampai para Caleg ini terlanjur menjadi mutan yang mengerikan.  Ingat bro..syarat menjadi Caleg DPR RI salah satu poinnya adalah setia kepada Pancasila, UUD 45 dan NKRI. Tentu duo mas Dani lebih paham dengan pengejawantahan kesetiaan itu. No Makar, No Provokator, No Pecah belah, Yes Persatuan dan kesatuan. Pisss lah!

Ratna Sarumpaet (sumber: Tribun-Medan wes.com)
Ratna Sarumpaet (sumber: Tribun-Medan wes.com)
Beralih ke Ratna Sarumpaet. Aktivis perempuan yang bisa dibilang kawakan ini wajahnya jelas-jelas garang melawan. Apapun konsidi dan peristiwa yang memiliki peluang aksi simpati pada warga, dia "mak bedunduk", ujug-ujung muncul dan tampil sedemikian heroik. Tentu ingat donk video viral saat dia berteriak kalap ditengah suasana duka tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba. Bocah ngapa ya?!.

Banyak hal yang bisa ditarik benang merah antara jiwa heroik Ratna Sarumpaet dengan #2019GP. Sedari awal kemunculannya di dunia persilatan politik, Kadar keaktifisan perempuan Tapanuli yang menggeluti panggung teater itu seolah betah dengan lakon antagonisnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun