Khasanah budaya bangsa tak lepas dari tari tradisional yang menjadi bagian tak terpisahkan di dalamnya. Membuka cakrawala pengetahuan tentang Tari Tradisional Indonesia merupakan sebuah upaya untuk membuat tari tradisional lekat di hati dan benak kita selaku anak bangsa. Tentu agar tari tradisional menjadi lestari adanya.
Tari tradisional lahir dan bertumbuh dalam sebuah kelompok masyarakat yang memegang adat, tradisi dan nilai kearifan lokal. Masing-masing memiliki Keunikan dan ciri khas yang berbeda antara satu tari tradisional daerah dengan daerah lainnya.Hal itu bisa dilihat dari gerakan, kostum yang dikenakan hingga musik yang mengiringi. Belum lagi makna filosofi/ nilai yang terkandung tari tradisional itu sendiri.
 Sebut saja tari tradisional Papua. Tentu berbeda dengan tari tradisional dari daerah lainnya. Adaritme yang menghentak, ketika kita menyaksikan tari tradisional dari Papua, wilayah Indonesia bagian timur. Semarak dan energik.Â
Terlebih dengan balutan kostum penari yang warna warni dengan motif khas bumi Cendrawasih. Bahkan, penarinya pun menjadikan beberapa bagian tubuhnya menjadi media seni lukis dengan ornamen/motif khas Papua.
Iringan musik tari Papua sangat dinamis. Membuat kita yang menyaksikannya ingin turut menggerakkan anggota badan. Menghentakkan kaki, ke kiri ataupun ke kanan. Maju maupun mundur. Ya, pola tari tradisional Papua didominasi oleh pola gerak kaki. Sesekali suara suara penari riuh diantara gerakan tarian.
Adalah tari Yospan, yang merupakan gabungan dari Tari Yosan dan Tari Pancar. Merupakan tarian tradisional khas Papua yang pada umumnya dibawakan secara berkelompok oleh penari laki-laki dan penari perempuan. Saya pun di buat terpana dengan lincah kaki para penarinya.Â
Tak hanya Tari Yospan yang atraktif. Sajojo, sebuah lagu sekaligus Tari tradisional Papua yang tak kalah tenar dan kerap kali ditarikan oleh masyarakat diluar Papua. Sembari menyanyikan syair lagu yang riang gembira.Â
Sajojo mampu membawa semangat kebersamaan antara penari dengan penontonnya. Kerap kali penonton untuk bergabung membentuk lingkaran dengan penari. Gerakan kaki, tangan, dan badan yang membungkuk kemudian tegak lagi, menjadikan sajojo sebuah tarian yang menyenangkan. Tak lupa tepukan tangan dalam tarian menjadi salah satu gerakan yang sayang untuk dilewatkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H