Antara Presiden Jokowi, Dilan, Wakanda dan Indonesia

Minggu 25 Oktober lalu, tiba-tiba muncul foto Pak Jokowi tengah memegang tiket bioskop di beranda facebook saya. Sempat heran, bukan karena pak Jokowi nonton Dilan, melainkan sejak kapan saya berteman dengan pak Jokowi di Facebook. 

Saya pun menelusuri beranda Facebook yang menayangkan foto tersebut untuk memastikan sumber informasi. Setelah yakin, bahwa memang foto yang disertai dengan pertanyaan sekaligus pernyataan santai seputar aktifitas di hari minggu itu memang berasal dari sumber terpercaya, selanjutnya saya pun membagikan kiriman tersebut ke dinding facebook saya dengan sedikit komentar " Pak Jokowi Ndilan?"

Ya, film Dilan 1990 memang heboh dikalangan pebioskop. Film tersebut menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk mendilankan diri. Khususnya tentang sesuatu yang sifatnya berat, biar aku saja katanya. Entah Berapa banyak meme atau plesetan model Dilan dan Milea yang diunggah dan menyebar di jejaring media sosial. 

Tak tanggung-tanggung, beberapa instansi pemerintah sebut saja Polri dalam hal ini Polres Bantul DIY, TMC Polrestabes Bandung, Komnas Ham hingga TNI AU menggunakan konsep "Ndilanisme" dalam iklan layanan masyarakat mereka di tahun 2018 ini. Berikut infografik instansi yang mengusung konsep Dilan dalam tayangan layanan masyarakatnya yang berasal dari sumber tirto.id

Sumber: Tirto.id

Beruntung, setelah menonton film Dilan , Pak Jokowi tidak terjangkit ndilanisme. lha wong pak Jokowi nonton Dilan saja sudah muncul aneka komentar di jagad dunia maya. Terlepas suka dan tidak suka, presiden juga manusia. Tetap butuh hiburan layaknya kebanyakan warganya. Ya begitulah trend hidup di zaman kekinian.

Sebenarnya ada sedikit maksud dalam tulisan saya ini bukan hanya tertuju pada pak Jokowi. Begini lho pak, maaf sekedar memberi saran. Eh kok kesannya sudah seperti penasehat Presiden saja.  Atau dalam bahasa sederhana saya hanya ingin bertanya :

 "pak Jokowi sudah nonton Black Panther belum ya?"

hmmmm,Kalau belum , Nonton yuk...wahhh, kok kesannya tidak sopan ngajak Presiden Nonton.

Maaf lho bu Iriana, saya hanya guyon,tidak bermaksud serius. Kalau pun serius, saran saya sih sesekali pak Presiden buka peluang Nobar bersama beberapa komunitas dengan menggandeng para menteri. Tapi annggarannya jangan masuk ke APBN ya pak. Anggap saja traktiran nonton Pak Presiden dan para menteri bagi Warga Negaranya yang beruntung. 

Bukan bermaksud tidak mencintai film karya anak bangsa. Tapi berhubung saya sudah nonton Black Panther dan saya belum nonton Dilan, makanya saya mencoba menyampaikan beberapa alasan yang sekiranya bisa menginspirasi. 

Film Hollywood produksi Marvell Studios ini bisa dibilang istimewa. Setting lokasinya membuat mata terpana.Tersebutlah Wakanda, sebuah negeri imajiner yang memiliki sumber daya maha dasyat, Vibranium . Konon Wakanda terletak di pedalaman Afrika, cukup terisolasi namun penduduknya yang disebut miskin oleh warga dunia tidak pernah meminta bantuan luar.

Penampakan Wakanda dalam film Black Panther mampu  membuat mulut penonton menganga. Tekhnologi tingkat tinggi berbanding terbalik dengan stigma dunia ketiga bahkan kesan terbelakang pada ras penduduk yang menghuninya.  

Wakanda gambaran negeri yang sempurna bagi siapa saja. Bahkan ada lho, teman saya yang konon ingin pindah ke Wakanda. Kalau saya sih sederhana saja, saya ingin mengembangbiakkan bunga hati ungu sebagai salah satu bahan jamu di Indonesia, itu sih kalau memang benar-benar ada. Dijamin terasa khasiatnya.

Wakanda memang bukalah Indonesia, demikian juga sebaliknya. Namun tidak ada salahnya kita mengambil pelajaran dari Wakanda. Sama seperti halnya dialog Dilan dan Milea yang diyakini mampu membius penontonnya. Bagi saya Wakanda mampu menginspirasi berlangsungnya sebuah bangsa dan negara dalam beberapa hal. Sebut saja terkait kekuasaan.

Perpindahan kepemimpinan, perebutan atau ekstrimnya disebut sebagai sebuah pemberontakan nyata dikisahkan dalam negerinya T Challa. Namun ada sisi sportif yang patut diacungi jempol. Ketika Mbahu menantang T challa saat hari penyematan dia menjadi raja. Hukum adat berlaku. Pendukung meneriakkan pekik yel-yel dukungan saat adu kekuatan. 

Ketika Akhirnya Mbahu kalah, tidak ada lagi dendam kesumat. Bahkan akhirnya Mbahu menolong Tchalla saat muncul  Errik Killmonger mengkudeta takhta Wakanda.Bahkan saat terjadi perang saudara akibat pengambil alihan paksan takhta TChalla di Wakanda, Mbahu akhirnya bersatu padu untuk mengembalikan kedaulatan Wakanda ke tampuk pimpinan yang sah yakni Tchalla.

Tak sebatas kekuasaan saja yang bisa menginspirasi Indonesia dari penampakan Wakanda. Penguasaan tekhnologi dan sumber daya memegang peran yang cukup signifikan untuk membangun negara laksana Indonesia. 

Menjaga Vibranium agar tidak tereksploistasi dan disalahgunakan kemanfaatnnya menjadi cermin bagi kita. Mampukah kita menjaga sumber daya alam, hutan, tambang, dan keaneka ragaman hayati yang  berkelanjutan? Tanpa kecuali  Menjaga peradaban bangsa lengkap dengan tradisi budaya, beserta kearifan lokalnya nyata mampu menjadikan Wakanda an Amazing beyond the world.

Bagaimana dengan Indonesia?

Masih adakah dari kita yang tetap ingin memilih pindah ke Wakanda?

Jadi , pak Jokowi.., Minggu besok kira-kira mau nonton apa? Membayangkan pak Jokowi Nonton bersama Kaesang film Black Panther..dan Kaesang menjelma menjadi Zhuri, si penjaga tekhnologinya Wakanda...ahahhaha saya jadi tertawa sendiri dibuatnya.

Belakangan bahkan trend baju yang dikenakan T Challa dalam film black Panther membawa berkah bagi pedagang di Tanah Abang. Ya, beredar kabar baju koko bermotif mirip dengan yang dikenakan pemeran utama film Black Panter ramai diserbu pembeli.