17 Agustus kemarin, kali kedua saya serasa menjadi bagian dari warga perumahan Taman Buaran Indah IV yang berlokasi di Jalan Raya Penggilingan - Cakung Jakarta Utara. Itu bermula dari pesan yang saya terima melalui Whassap dari Mbak Ayoe, kerabat yang tinggal di kompleks perumahan tersebut.Â
"Dik, Agustusan ada acara apa? ke rumah ya, besok  warga mau upacara bendera dan tumpengan" kira-kira begitu inti pesan yang saya baca
"Acaranya jam 7 pagi ya" pesan berikutnya saya baca
Saya pun lekas menjawab sembari menambahkan pesan agar  tidak usah dijemput. Biar tidak terkesan merepotkan keluarga yang memang tengah di daulat sebagai Ketua RT dilingkungan itu.
Kemarin, 71 tahun hari kemerdekaan RI. Saya bergegas memenuhi janji bahwa saya akan kembali berada di tengah warga Taman Buaran Indah. Sekitar pukul 06.00 pagi saya sudah bersiap menuju stasiun terdekat. Ya, lokasi perumahan ini letaknya tidak jauh dari stasiun Buaran. Kereta Commuterliner Jurusan Bekasi yang melewati Manggarai-Jatinegara-Klender itupun akhirnya mengantarkan saya dengan segera. Dari stasiun Buaran, saya meneruskan perjalanan ke tempat tujuan dengan ojek konvensional yang memang mangkal di sekitar stasiun.
Hampir di setiap ruas jalan nuansa merah putih betapa kental terasa. Mulai dari yang berbentuk bendera, umbul-umbul,balon, Â bentang spandung ucapan dirgahayu 71 tahun hingga kertas yang dibentuk menyerupai rantai dan hiasan ulang tahun pun semua bernuansa merah putih. Begitu juga ketika memasuki gerbang komplek. Sesuai prosedur satpam menanyakan tujuan saya. Bukan sebuah upaya untuk berkolusi dan bernepotisme, begitu saya sebut bu RT nyatanya satpan itu langsung membuka palang portal tanpa menyuruh saya meninggalkan identitas.
Waktu menunjukkan pukul 06.35 menit ketika saya tiba di rumah berpagar besi berwarna hitam. Tampak sepi dari luar, namun begitu langkah kaki memasuki halaman rumah, pintu terbuka sebelum sempat saya ketok. Berada di rumah mereka, selalu disambut hangat oleh pasangan suami istri,ketiga anak dan si teteh (panggilan untuk asisten rumah tangga) yang sudah dianggap menjadi keluarga sendiri itu. Tak ketinggalan 2 kucing ras angora dan persia peaknose yang diberi nama Mong-mong dan Uyip berasa turut menyambut kehadiran saya.
"lho, kok semua pakai putih-putih?" Pertanyaan yang langsung terlontar manakala melihat mereka telah rapi dengan baju berwara putih
"Kan mau Upacara" jawab mereka hampir bersamaan
"Teteh juga ikut?" tanyaku
"Iyalah, semua di komplek ini Ikut" jawab mbak Ayoe
"wahh, ga bawa baju putih aku mbak, lha wong kemairn  ga bilang" aku berkomentar atas keadaan
Benar saja, dalam hitungan menit Teteh menenteng baju putih yang digantung. sembari menyodorkan dia pun meminta saya lekas berganti Baju.
Setahun sekali, Upacara bendera apalagi yang diselenggarakan secara kenegaraan di istana negara selalu menjadi perhatian banyak kalangan. Terlebih detik-detik pengibaran Sang Saka Merah Putih oleh pasukan pengibar bendera yang menjadi momentum berharga bagi yang tergabung di dalamnya. Namun, Upacara bendera yang dilakukan oleh warga, masyarakat biasa setingkat RT/RW ini apa istimewanya?.
Waktu menunjukkan pukul 7 lewat. Lapangan RW Taman Buaran Indah IV semarak dengan hadirnya warga yang semuanya mengenakan baju berwarna putih. Sekumpulan perempuan berjilbab menambah kesan kemerdekaan manakala warna merah jilbabnya terpadu padan dengan nuansa putih dari apa yang mereka kenakan. Warga berbaris sesuai dengan papan penunjuk RT. Tulisan sederhana yang ditancapkan dalam tanah lapang itu menginformasikan ada 10 RT yang akan mengikuti jalannya upacara bendera. Â Ada juga tulisan yang menjadi penanda bahwa ada barisan Satpam komplek yang akan turut serta.Â
Tiga Tenda telah dipasang di samping kanan dan kiri lapangan dengan 1 tenda utama terletak di tepi bangian tengah. Tenda utama dihias sedemikian rupa dengan balon, bendera, rumbai-rumbai bahkan kertas aneka warna yang selama ini menjadi ciri khas dekorasi ala Betwai. Sementara tenda sayap kanan diperuntukkan untuk konsumsi. Tersedia aneka makanan dan minuman. Tampak tumpeng kemerdekaan tertutup rapat oleh plastik. Tenda sayap kiri yang letaknya di tepi lapangan disiapkan untuk gelaran bazaar yang berisi aneka makanan dan usaha kreatif yang mewakili tiap RT. Ada pula podium yang diletakkan di tengah lapangan diperuntukkan bagi inspektur upacara.
Bapak Attamini  yang mewakili Ketua RW yang berhalangan hadir karena tugas pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Bertindak sebagai komandan upacara Ibu Elisabeth Datubara. Tiga Srikandi pengibar bendera masing-masing  ibu Artha Susanti, Ibu Dessy Rusli, dan Ibu Midah Hamid. Tak ketinggalan Ibu atau yang saya panggil sebagai mbak yang bernama lengkap Rahayu  Handonowati ini ditugasi sebagai petugas pembaca UUD 1945.
Ingin rasanya tiap tahun mendapat kesempatan yang sama, bisa berada di tengah-tengah warga turut serta dalam upacara bendera. Di tempat anda, bagaimana?
berikut rekaman amatir beberapa bagian pelaksanaan upacara bendera ala warga taman buaran Indah IV yang sempat saya abadikan, semoga bisa menginspirasi kegiatan serupa tahun yang akan datang ditempat anda.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H