Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Upacara Bendera, Tumpeng Kemerdekaan dan Guyubnya Warga Taman Buaran Indah IV

18 Agustus 2016   10:06 Diperbarui: 18 Agustus 2016   10:36 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
keikutsertaan anak-anak bentuk keistimewaan dalam upacara bendera (dok.pri)

17 Agustus kemarin, kali kedua saya serasa menjadi bagian dari warga perumahan Taman Buaran Indah IV yang berlokasi di Jalan Raya Penggilingan - Cakung Jakarta Utara. Itu bermula dari pesan yang saya terima melalui Whassap dari Mbak Ayoe, kerabat yang tinggal di kompleks perumahan tersebut. 

"Dik, Agustusan ada acara apa? ke rumah ya, besok  warga mau upacara bendera dan tumpengan" kira-kira begitu inti pesan yang saya baca

"Acaranya jam 7 pagi ya" pesan berikutnya saya baca

Saya pun lekas menjawab sembari menambahkan pesan agar   tidak usah dijemput. Biar tidak terkesan merepotkan keluarga yang memang tengah di daulat sebagai Ketua RT dilingkungan itu.

Kemarin, 71 tahun hari kemerdekaan RI. Saya bergegas memenuhi janji bahwa saya akan kembali berada di tengah warga Taman Buaran Indah. Sekitar pukul 06.00 pagi saya sudah bersiap menuju stasiun terdekat. Ya, lokasi perumahan ini letaknya tidak jauh dari stasiun Buaran. Kereta Commuterliner Jurusan Bekasi yang melewati Manggarai-Jatinegara-Klender itupun akhirnya mengantarkan saya dengan segera. Dari stasiun Buaran, saya meneruskan perjalanan ke tempat tujuan dengan ojek konvensional yang memang mangkal di sekitar stasiun.

Hampir di setiap ruas jalan nuansa merah putih betapa kental terasa. Mulai dari yang berbentuk bendera, umbul-umbul,balon,  bentang spandung ucapan dirgahayu 71 tahun hingga kertas yang dibentuk menyerupai rantai dan hiasan ulang tahun pun semua bernuansa merah putih. Begitu juga ketika memasuki gerbang komplek. Sesuai prosedur satpam menanyakan tujuan saya. Bukan sebuah upaya untuk berkolusi dan bernepotisme, begitu saya sebut bu RT nyatanya satpan itu langsung membuka palang portal tanpa menyuruh saya meninggalkan identitas.

Waktu menunjukkan pukul 06.35 menit ketika saya tiba di rumah berpagar besi berwarna hitam. Tampak sepi dari luar, namun begitu langkah kaki memasuki halaman rumah, pintu terbuka sebelum sempat saya ketok. Berada di rumah mereka, selalu disambut hangat oleh pasangan suami istri,ketiga anak dan si teteh (panggilan untuk asisten rumah tangga) yang sudah dianggap menjadi keluarga sendiri itu. Tak ketinggalan 2 kucing ras angora dan persia peaknose yang diberi nama Mong-mong dan Uyip berasa turut menyambut kehadiran saya.

"lho, kok semua pakai putih-putih?" Pertanyaan yang langsung terlontar manakala melihat mereka telah rapi dengan baju berwara putih

"Kan mau Upacara" jawab mereka hampir bersamaan

"Teteh juga ikut?" tanyaku

"Iyalah, semua di komplek ini Ikut" jawab mbak Ayoe

"wahh, ga bawa baju putih aku mbak, lha wong kemairn  ga bilang" aku berkomentar atas keadaan

Benar saja, dalam hitungan menit Teteh menenteng baju putih yang digantung. sembari menyodorkan dia pun meminta saya lekas berganti Baju.

Pembawa Acara dan Tenda Utama (dok.pri)
Pembawa Acara dan Tenda Utama (dok.pri)
hmmm, dalam hati saya mengingat-ingat kapan terakhir kali saya mengikuti  upacara bendera. Ah, rasanya sudah lama sekali tidak terlibat dalam rangkaian upacara yang membawa kita sedikit berpeluh selama berdiri di lapangan, melakukan gerakan hormat, melihat pengibaran bendera, mendengarkan pembacaan UUD 1945, bersama-sama mengikuti suara pemimpin upacara dalam membacakan Pancasila hingga mengheningkan cipta.

Setahun sekali, Upacara bendera apalagi yang diselenggarakan secara kenegaraan di istana negara selalu menjadi perhatian banyak kalangan. Terlebih detik-detik pengibaran Sang Saka Merah Putih oleh pasukan pengibar bendera yang menjadi momentum berharga bagi yang tergabung di dalamnya. Namun, Upacara bendera yang dilakukan oleh warga, masyarakat biasa setingkat RT/RW ini apa istimewanya?.

keikutsertaan anak-anak bentuk keistimewaan dalam upacara bendera (dok.pri)
keikutsertaan anak-anak bentuk keistimewaan dalam upacara bendera (dok.pri)
Dalam sudut pandang saya, ini teramat istimewa. Bukan saja dari tampilan pernak-pernik yang terlihat oleh mata saja. Melainkan juga menjadi salah satu  tolak ukur semangat kebangsaan di level dasar  kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi kalangan birokrasi atau mereka yang berprofesi sebagai PNS/TNI/POLRI upacara bendera rutin mereka ikuti pada momentum hari besar nasional ataupun upacara singkat dalam apel pagi. Demikian halnya dengan anak-anak sekolah, khususnya yang sekolah negeri. Saya menggaris bawahi sekolah negeri,  mengingat banyak sekolah swasta yang berstandar internasional yang apakah juga memiliki aktifitas rutin upacara bendera.  Jangan-jangan selama ini telah luput dari perhatian kita.

Waktu menunjukkan pukul 7 lewat. Lapangan RW Taman Buaran Indah IV semarak dengan hadirnya warga yang semuanya mengenakan baju berwarna putih. Sekumpulan perempuan berjilbab menambah kesan kemerdekaan manakala warna merah jilbabnya terpadu padan dengan nuansa putih dari apa yang mereka kenakan. Warga berbaris sesuai dengan papan penunjuk RT. Tulisan sederhana yang ditancapkan dalam tanah lapang itu menginformasikan ada 10 RT yang akan mengikuti jalannya upacara bendera.  Ada juga tulisan yang menjadi penanda bahwa ada barisan Satpam komplek yang akan turut serta. 

Tiga Tenda telah dipasang di samping kanan dan kiri lapangan dengan 1 tenda utama terletak di tepi bangian tengah. Tenda utama dihias sedemikian rupa dengan balon, bendera, rumbai-rumbai bahkan kertas aneka warna yang selama ini menjadi ciri khas dekorasi ala Betwai. Sementara tenda sayap kanan diperuntukkan untuk konsumsi. Tersedia aneka makanan dan minuman. Tampak tumpeng kemerdekaan tertutup rapat oleh plastik. Tenda sayap kiri yang letaknya di tepi lapangan disiapkan untuk gelaran bazaar yang berisi aneka makanan dan usaha kreatif yang mewakili tiap RT. Ada pula podium yang diletakkan di tengah lapangan diperuntukkan bagi inspektur upacara.

Ini tumpeng kemerdekaan ala Warga Taman Buaran Indah IV (dok,pri)
Ini tumpeng kemerdekaan ala Warga Taman Buaran Indah IV (dok,pri)
Detik-detik pelaksanaan Upacara bendera dalam rangka hari kemerdekaan yang 71 pun berlangsung khidmad. Peserta yang berasal dari tiap-tiap RT berbaris rapi. Sebagian ada yang melibatkan anak-anaknya untuk ikut serta upacara. Tua -remaja- muda semua membaur larut dalam prosesi peringatan hari merdeka. Ini bukan kali pertama bagi mereka. Tiap tahun upacara bendera semacam ini rutin dilakukan. Bukan sebatas seremonial, melainkan menjadi upaya memupuk kebersamaan dan kekeluargaan antar warga yang sehari-hari sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Petugas pengibar bendera dan petugas Pembaca UUD 1945 bersiap menjalankan tugas (dok.pri)
Petugas pengibar bendera dan petugas Pembaca UUD 1945 bersiap menjalankan tugas (dok.pri)
Taman Buaran Indah IV pagi hingga siang itu menyambut usia 71 tahun negeri ini dengan kreatifitas tersendiri. Tidak tanggung-tanggung, menurut penuturan mbak Ayoe selaku Ketua RT 07 RW 13 Kelurahan Penggilingan Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Bahwa petugas upacara dilatih secara khusus oleh kalangan TNI/Polri yang memang tinggal dilingkungan setempat. Pada Upacara bendera tahun ini semua petugas adalah perempuan. Kecuali Inspektur upacara. 

Bapak Attamini  yang mewakili Ketua RW yang berhalangan hadir karena tugas pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Bertindak sebagai komandan upacara Ibu Elisabeth Datubara. Tiga Srikandi pengibar bendera masing-masing  ibu Artha Susanti, Ibu Dessy Rusli, dan Ibu Midah Hamid. Tak ketinggalan Ibu atau yang saya panggil sebagai mbak yang bernama lengkap Rahayu  Handonowati ini ditugasi sebagai petugas pembaca UUD 1945.

Potong tumpeng kemerdekaan (dok.pri)
Potong tumpeng kemerdekaan (dok.pri)
Hampir 1 jam upacara bendera membenamkan peserta dalam rangkaian kebangsaan. Setelahnya, semua bersiap menikmati sajian menu makanan dan minuman yang dihidangkan secara gotong royong oleh masing-masing RT. Sebelum prosesi makan bersama, pemotongan tumpeng kemerdekaan menjadi momentum yang tidak boleh dilewatkan. Potongan tumpeng pertama diserahkan kepada Bp H.M . Nur Said, sesepuh kompleks yang juga seorang veteran.Rampung upacara bendera, potong tumpeng kemerdekaan semua larut dalam guyub rukun antar warga melalui santap bersama. Rangkaian peringatan tidak sebatas Upacara bendera dan santap bersama saja, melainkan juga digelar lomba-lomba dan bazaar aneka produk.

Ingin rasanya tiap tahun mendapat kesempatan yang sama, bisa berada di tengah-tengah warga turut serta dalam upacara bendera. Di tempat anda, bagaimana?

berikut rekaman amatir beberapa bagian pelaksanaan upacara bendera ala warga taman buaran Indah IV yang sempat saya abadikan, semoga bisa menginspirasi kegiatan serupa tahun yang akan datang ditempat anda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun