Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Drama

[Bulan Kemanusiaan RTC] Wajah Ceria Tegar Prahara Eps.1

27 Juli 2016   13:01 Diperbarui: 27 Juli 2016   13:10 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber dok. Foto Tegar Prahara Keluarga Bp. Miftah Tegal _

1 jam berlalu, dokter perempuan yang masih muda itu muncul dan mengajak orang tua Tegar ke sebuah ruangan

"Bapak Ibu, maaf sebelumnya sudah berapa lama Ananda mimisan?"

"sudah lama dok...." hampir bersamaan keduanya menjawab

"sering ..." tambah pak Mif

"Kami akan melakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu untuk memastikan diagnosanya ya, sementara anak Bapak dan Ibu harus menjalani rawat inap sembari menunggu hasil tes darah"

Demikian terang dokter itu , masih belum banyak memberi kepastian.

Mereka, orangtua anak yang bernama lengkap Tegar Prahara itu tampak pasrah mengikuti prosedur rumah sakit.

Malam itu, orangtua mana yang bisa tidur lelap dalam kondisi anak yang jauh dari sehat?. Mereka berharap pagi lekas datang, Tangan penuh kelembutan dari sosok Ibu dan Bapak bagi Tegar bergantian mengusap kepala anaknya yang tergolek lemah. Hingga pagi menjelang, mereka tidak lagi berfikir tentang jam kerja seperti biasa. Izin kepada atasan masing-masing adalah langkah bijak yang ditempuh demi mendapatkan kepastian tentang kondisi kesehatan anak lelaki mereka.

Jam menunjukkan pukul 09.30 pagi. Sejak bangun tidur, Tegar menikmati sarapan dengan menu yang disajikan rumah sakit. Tidak ada lagi mie goreng kesukaannya yang tiap pagi selalu ia pinta. Setelah meminum obat penurun panas dan pereda demam, Tegar tertidur pulas. Bahkan ketika dokter anak yang melakukan kunjungan pemeriksaan masuk ke ruangan tempat dimana Tegar dirawat inap.

Setelah memeriksa kondisi Tegar dengan hati-hati, Dokter yang bernama Lusi itu meminta Pak Mif beserta istri untuk berbincang diruang kerjanya. Hati-hati dokter itu membuka percakapan. Sementara kedua orang tua Tegar menginginkan sebaliknya, lekas mengetahui penyakit apa yang menghantui anaknya kini. Ketika tiba dokter itu memberi tahu nama penyakit yang sangat mengejutkan, yang ada keduanya menangis berpelukan. Sementara dokter Lusi yang dengan tenang sembari mengharap keduanya sabar hanya bisa menarik nafas dalam-dalam

"Kanker Darah? tidak salah dok? pertanyaan itu terlontar, seolah masih tidak percaya dengan diagnosa yang diberikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun