Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menu Idul Fitri: Tiada Ketupat Lebaran, Lontong Cap Go Meh Pun Jadi

6 Juli 2016   13:30 Diperbarui: 6 Juli 2016   13:35 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.pri Lontong Cap Go Meh , Menu lebaran Keluarga Kami di Jember

Lebaran telah tiba,bagi sebagian dari kita yang merayakannya. Sedari semalam takbir berkumandang. Sesekali dentuman kecil yang berasal dari petasan atau istilah jawa disebut mercon,terdengar disela-sela hiruk pikuk lalu lalang kendaraan yang membawa serta sanak famili,handai taulan kembali berada ditengah keluarga. Ini tahun ketiga saya merayakan lebaran di Jember, yang merupakan kota kelahiran suami.

Perjalanan yang kami tempuh dari kota Madiun selama kurang lebih 7-8 jam sangatlah lancar, tanpa ada titik macet yang cukup berarti. Maklum kami menempuh jalur tengah wilayah Jawa Timur dengan rute perjalanan Madiun- Nganjuk- Jombang-Mojokerto via Mojosari-Gempol Pasuruan- Probolinggo-Lumajang dan berakhir di Jember. Tidak berbeda dengan suasana lebaran di kota lain. 

Suasana lebaran di Jember ramai dengan aktifitas warga yang menyiapkan aneka keperluan lebaran.Anak-anak kecil riang gembira dengan baju baru, sandal atau sepatu baru hingga amplo-amplop kecil aneka warna yang berisi uang lebaran. Sebagian usia remaja pun demikian adanya. Bagi yang sudah bekerja,  menyisihkan sebagian penghasilan atau malah bonus tunjangan hari raya untuk membeli kue-kue hingga sirup pun dilakukan sebagai sarana hantaran lebaran. Nah lain halnya yang sudah berkeluarga dan berdiam dirumah, sibuk membersihkan rumah dan menyajikan masakan istimewa ibarat menjadi sebuah kewajiban lain di hari raya.

Seperti halnya kami yang baru tiba di rumah keluarga. Sehari sebelum hari raya semua berbenah. Memasak di dapur menjadi pilihan saya untuk membantu menyiapkan menu di hari lebaran. Awalnya saya mengira, apa yang saya masak adalah sajian ketupat lebaran biasa. Meski ketupat yang berbungkus janur,daun kelapa yang masih muda berwarna kuning pucat itu telah diganti dengan lontong berbungkus daun pisang berbentuk bulat memanjang.

Opor ayam, sambal goreng kentang dan hati sapi dua olahan masakan yang rata-rata tersaji saat idul fitri. Namun bagi kami, lebaran kali ini mencoba menyuguhkan menu dengan sedikit variasi. Tidak saja 2 hidangan tersebut dimuka paragraf, namun kami juga membuat sayur lodeh berbahan dasar tahu, kacang tolo (kacang merah),dan kikil.Telur ayam rebus,, kerupuk udang, petis ikan, dan bubuk kedelai menjadi pelengkap menu lontong. Nah, tersajilah Lontong Cap Go Meh lengkap dihari lebaran.

Biasanya Lontong Cap Go Meh ini adalah sajian istimewa kalangan Tinghoa. Maaf bukanya rasis, tapi sajian ini begitu terkenal karena dihidangkan pada saat puncak perayaan tahun baru imlek. Cap Go Meh sendiri dalam wikipedia disebutkan berasal dari dialek Hokkien,yang artinya hari kelima belas pada bulan pertama (Cap =Sepuluh Go= Lima dan Meh=Malam). Namun bagi keluarga kami di Jember, menyantap lontong Cap Go Meh, tidak harus menunggu perayaan imlek. Jadi, siapa bilang lontong cap go meh hanya bisa dinikmati oleh kalangan Tinghoa saja? buktinya, kami menikmati Lontong Cap Go Meh sebagai sajian pengganti ketupat lebaranyang sudah lazim disantap oleh warga kebanyakan.Tidak menutup kemungkinan juga lho, ketupat lebaran akan tersaji saat perayaan imlek bersanding dengan menu pelengkap cap go meh lainnya.

Nah, disinilahakan kita temukan makna kebersamaan. Bahwa sebenarnya ada sedikit persamaan menu makanan pada saat hari istimewa tiba. Dimana saja dan siapa saja, pada dasarnya kuliner itu memiliki makna universal. Soal nama dan selera, semua kembali pada perwujudan rasa syukur atas kebahagiaan dan kebersamaan dalam keluarga.

Selamat hari raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin. Semoga lebaran ini menjadi momentum untuk memperkuat jalinan silaturahmi bagi kita semua. Teriring salam dari kami sekeluarga

Jember,

I Syawal 14 37 H/ 6 Juli 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun