[caption caption="dok.pri. Taraweh Berkunjung di Mushla Al_Ikhlas Jombang_Cilegon bersama Ibu Plt Sekda Cilegon"][/caption]
Bertepatan dengan peringatan malam Nuzulul Quran, saya bersama beberapa Kompasiner yang bisa dikatakan sebagai Kompasianer senior mendapat momentum istimewa. Perjalanan Jakarta-Cilegon yang kami tempuh dengan menggunakan kereta api Patas Merak yang berangkat dari Stasiun Duri dan berakhir di Pelabuhan Merak - Cilegon Banten, layaknya menjadi sebuah perjalanan spiritual sekaligus mempererat tali silaturahmi dengan pemangku kebijakan di Kota Cilegon, tak terkecuali warga masyarakat sekaligus 2 kompasianer yang bermukim di wilayah Banten.
Siang itu bertemu dg pemilik karya Novel Mandeh, Aku pulang adalah kali pertama bagi saya. Bang Iskandar Zulkarnain rupanya menjadi orang yang berbaik hati menjemput kami di kawasan pelabuhan Merak. Selanjutnya agenda mampir ke rumah Kang Nasir yang juga salah satu Kompasianer bumi Jawara ini semakin mempertegas agenda kami agar bisa berbagi inspirasi lewat tulisan dari beberapa rangkaian kegiatan pemangku kebijakan daerah pada malam Nuzulul Quran bersama masyarakat Kota Cilegon.
[caption caption="dok.pri suasana Buka puasa Bersama di Rumah dinas Walikota Cilegon"]
Momentum itu diawali dengan acara Buka Bersama di Rumah Dinas Walikota Cilegon. Sore sebelumnya kami bertujuh yang terdiri dari Kang TS, Bang Isson, Uda Iskandar Zulkarnain, Mbak Muthiah, Mbak Arum, Mbak Maria Etha, dengan didampingi oleh Kang Nasir diterima oleh Walikota yang bernama Dr.H. Tb. Iman Ariyadi, Msi di ruang kerjanya.
[caption caption="masyarakat kota Cilegok antusias mengikuti Buka bersama di Halaman Rumah Dinas Walikota"]
Suasana semarak dan tampak tak berjarak terlihat saat buka puasa tiba. Halaman rumah dinas yang sedari siang dipasang tenda bernuansa merah maroon dan kuning emas itu dipadati oleh warga yang terlihat antusias. Masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang sosial ini berkumpul bersama para para jajaran Muspida. Inilah momentum silaturahmi antara warga dengan pemangku kebijakan pemerintah Kota Cilegon.
Sesaat setelah berbuka puasa, dilakukan shalat maghrib berjamaah di ruang tengah rumah dinas walikota. Seperti yang sudah saya kemukakan diawal, selain berbuka puasa bersama, malam ini bertepatan dengan peringatan malam Nuzulul Quran.Â
Sebagai kota yang tumbuh selaras dengan nilai-nilai Islam, peringatan malam Nuzulul Quran tidak bisa dilewatkan begitu saja. Pun oleh pemerintah daerah selaku pemangku pemerintahan. Peringatan yang digelar oleh pemerintah Kota Cilegon kali ini tidak digelar secara terpusat di satu lokasi. Melainkan dilakukan dengan berkunjung ke beberapa lokasi masjid/mushola di tengah kediaman masyarakat.
Alhasil malam tadi, terjadi pembagian tugas sesuai dengan 8 titik kecamatan  yang dikunjungi oleh perwakilan unsur muspida di Kota Cilegon. Tidak semua titik bisa kami ikuti. Hanya 3 titik peringatan Nuzulul Quran yang dikemas dalam program "TarJung" (tarawih berkunjung) yang menjadi jangkauan kami. 3 titik tersebut dihadiri oleh Walikota Cilegon beserta Rombongan, Ketua DPRD beserta rombongan, dan Plt Sekda beserta rombongan.
Akhirnya sesuai kesepakatan bersama, saya bersama mbak Maria Etha mendapat kesempatan untuk bergabung dalam Tarjung bersama Ibu plt. Sekda. Dari sinilah, awal cerita tentang mukena sederhana itu bermula.
Malam tadi langit cerah bertabur bintang berhias sinar sisa bulan purnama yang masih terpendar sempurna. Dengan diantar oleh sohibul bait alias tuan rumah yakni Kang Nasir, kami mengikuti rombongan Tarjung. Mushola Al_ikhlas terletak di tengah padatnya perkampungan warga. Akses kendaraan hanya sampai sebatas mulut gang, selebihnya semua rombongan berjalan kaki sekitar 500 meter ketengah perkampungan warga. Ini kali pertama semenjak saya berada di Ibukota, melakukan serangkaian ibadah bersama rombongan pemerintah daerah yang bukan daerah asal terlebih daerah domisili saya selama ini. Pengalaman adalah guru paling berharga, demikian kalimat yang sering kita amini.
Sungguh awalnya saya tidak bisa menebak mana diantara shaf depan perempuan yang itu adalah Ibu Sekda. Maklum saja saya bukan warga Cilegon yang hafal dengan wajah Pajabat dilingkungan Pemda. Saya hanya diberitahu oleh rombongan dari bagian kesra bahwa yang berada di depan sebelah kanan saya itulah Ibu Sekda. Tidak tampak mencolok dandanannya, dihadapannya tampak tas hitam bermodel sederhana. Sepintas tak tampak kesan mewah. Dan inilah yang teramat menginspirasi bagi saya. Muknea yang beliau kenakan untuk shalat sangatkah sederhana. Berwarna putih tulang, dengan hiasan bordiran motif bunga berwarna lembut di bagian tepi mukena. Benar-benar mukena sederhana seperti yang kebanyakan orang pakai saat beribadah shalat.
Semoga akan ada kesempatan lain yang bisa menginspirasi kita semua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H