Akhirnya saya pun hanya membayar Rp 5000 untuk sesisir pisang susu yang biasa dijual seharga Rp. 10.000
Dan hari itu, sesaat setelah gerhana matahari yang melintas dalam hitungan menit, langit cerah, terang benderang dimana-mana, tidak ada gelap sedikit pun, terlebih gulita seperti yang ditakutkan Yu Tum. Alasan yang diberikan oleh Yu Tum waktu itu terekam betul dalam benak saya betapa tidak semua memaknai terjadinya Gerhana Matahari sebagai sebuah momentum wisata alam yang menarik untuk diabadikan dalam rekam lensa kamera. Bagi seorang pedagang pasar sepertinya, terjadinya gerhana masih merupakan sesuatu yang mengkhawatirkan, hingga ia memutuskan untuk tidak berdagang di hari terjadinya gerhana matahari. Bahkan dia harus rela menanggung rugi menjual barang daganganya dibawah harga yang semestinya akibat pemaknaan gerhana matahari yang semestinya
Akankah Yu Tum dan generasi seangkatannya masih melakukan aktifitas berlindung dibawah kolong, sehingga begitu takut untuk keluar rumah saat gerhana matahari terjadi? masih berlakukah tradisi menggigit kreweng bagi perempuan yang kira-kira berusia setengah abad itu?. Bandingkan dengan kita, para generasi cyber yang memiliki sedemikian rupa pemaknaan atas Gerhana Matahari Total yang melintas nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H