Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Pemuka Agama,Budayawan dan Kita semua sepakat : Revolusi Mental Berawal dari Keluarga

30 Agustus 2015   11:22 Diperbarui: 30 Agustus 2015   11:22 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana yang hangat penuh kekeluargaan, demikian saya rasakan ketika memasuki ruang tempat diselenggarakannya Kompasiana Nangkring bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Solo Paragon Hotel & Residences, Kamis 20 Agustus 2015 lalu. Karena saya telah berkeluarga dan saya sepakat bahwasanya keluarga menjadi bagian penting atas konsep revolusi mental itulah maka dengan penuh semangat saya ikut bergabung dalam event Nangkring kali ini meskipun saya tidak berdomisili di Solo.

Semua yang hadir tampak antusias menyimak apa yang diperbincangkan para narasumber yang terdiri dari Pemuka Agama yang juga seorang Psikolog Soleh Amini Yahman, Budayawan kelahiran Solo yakni Arswendo Atmowiloto serta dua deputi dari BKKBN masing-masing Dr. Abidinsyah Siregar, DHSM M.Kes selaku Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi serta DR. Sudibyo Alimoeso, M.A. selaku Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga. Hadir pula Kepala BKKBN Dr Surya Chandra Surapaty MPH PhD selaku keynote speaker sekaligus membuka acara.

[caption caption="dok.pri"][/caption]

Revolusi Mental itu Berawal dari Keluarga

Banyak ilmu yang saya serap dalam acara kali ini. Namun semua itu bermuara bahwa revolusi mental itu berawal dari keluarga. itulah kira-kira kalimat yang mampu meresume sekaligus menjadi sebuah kesimpulan yang saya ambil dari keseluruhan pembicaraan yang ada. Apa saja sih pengetahuan tentang keluarga itu? satu diantaranya adalah tentang 8 fungsi keluarga sebagai berikut :

  1. Fungsi Agama
  2. Fungsi Sosial Budaya
  3. Fungsi Cinta dan Kasih sayang
  4. Fungsi Perlindungan
  5. Fungsi Reproduksi
  6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
  7. Fungsi Ekonomi, dan
  8. Fungsi Lingkungan

Rumus Revolusi Mental berbahasa Jawa pun ada

Konsep yang dikemukakan oleh narasumber Bapak Soleh Amini ini memang berbahasa Jawa, namun bukan berarti tidak bisa berlaku umum di luar jawa sekalipun lho. Rumus ini disebut sebagai 4 T agar terbentuk mental handal dalam keluarga diperlukan empat hal berikut:

1. Teges, mengandung maksud bahwa orangtua harus sadar bahwa dirinya orang tua. Oleh sebab itu dia harus bisa menjadi pribadi yang berkarakter tegas.

2. Tuladha, maksudnya adalah orang yang lebih dewasa dalam keluarga harus menjadi suri tauladan dalam perkataan dan perbuatan. Sehingga tindakan positifnya dapat dijadikan contoh baik oleh lingkungan sekitar.

3. Tememan/Tenanan maksudnya selaku orang tua harus bersungguh-sungguh dalam menjalankan tanggungjawab sebagai orangtua terhadap anak dan keluarga

4. Tegel/Tega disini memiliki maksud baik berupa ketegasan dalam sikap mendidik, termasuk harus tega memberikan sanksi tegas ketika anak atau anggota keluarga melakukan hal negatif/kesalahan sebagai sebuah bentuk peringatan demi terciptanya kebaikan.

Generasi Emas Indonesia akan Tercipta dengan Adanya Sinergi Bersama

Sedemikian kompleksnya permasalahan yang terkait dengan kependudukan, Bonus demografi hingga jendela kesempatan (windows opportunity) merupakan tantangan tersendiri bagi BKKBN kedepan. Oleh karena itu BKKBN membuka kerjasama seluas-luasnya kepada segenap elemen masyarakat, baik itu pemuka agama, budayawan, tokoh masyarakat, penulis termasuk diantaranya penulis di dunia maya atau blogger, lebih spesifiknya lagi para kompasianers untuk bersama-sama menggelorakan semangat keluarga berencana dalam rangka menyongsong generasi emas di 100 tahun kemerdekaan Indonesia.

Membangun Keluarga yang berkarakter handal adalah salah satu upaya menggelorakan revolusi mental dalam membangun bangsa.salah satunya melalui penguatan fungsi keluarga, revitatalisasi program keluarga berencana  berencana berbasis hindari 4T yakni Terlalu muda untuk melahirkan, terlalu tua untuk melahirkan, terlalu rapat jarak kelahiran, terlalu sering melahirkan"ataupun program pencegahan berupa Zero Tolerance untuk triat kesehatan reproduksi remaja dengan menekan Seks bebas, Napza, HIV aids.

Sungguh sangat bermanfaat Nangkring Kompasiana bersama BKKBN yang hadir di Solo. Selain mendapatkan pengetahuan tentang keluarga, kenang-kenangan berupa kaos dan kompasiana card merupakan bagian tak terpisahkan dalam event kali ini.

dan sayapun sangat sepakat bahwa revolusi mental berawal dari keluarga

Salam KB!
Dua Anak Cukup bahagia sejahtera

Salam Genre!
Sehat, Cerdas, dan Ceria

Salam Genre!
Saatnya Yang Muda Berencana

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun