Mohon tunggu...
Tami Sutami
Tami Sutami Mohon Tunggu... Guru - Penikmat puisi

Guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan

17 Oktober 2021   10:56 Diperbarui: 17 Oktober 2021   11:17 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan

Dari bibir genting air jatuh satu-satu
Membasahi tanah
Menggenangi rumput
Susul-menyusul
Menjadi bunyi yang paling sepi
Di hati

Di manakah kamu
Apakah sedang menerobos hujan
Langit masih berwarna abu-abu
Angin kian menerbangkan basah
Juga hatiku dirundung gelisah

Biji-biji hujan
Masih tempias di lantai
Masih membasahi tanah
Masih menggenangi rumput
Masih sunyi sepi
Dan secangkir kopi
Yang tak panas lagi
Di manakah kamu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun