Aku rindu mekar melati bersama tetesan embun pagi
Aku rindu secangkir teh hangat yang kuteguk bersama senyummu
Jingga senja terpancar merona, tak jua tampak sosok yang kudamba
Tumpukan kerinduan tak terurai, tumpah dalam gumpalan air mata, terpantul dibening gelas kaca
Â
Ramadhan terus berlalu
Kau masih terdiam
Memenangkan ambisi yang membelenggumu
Membiarkan kerinduan terbakar menjadi abu
Bila hilal syawal tiba
Akankah kau akan merayakan keangkuhanmu..?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!