Mohon tunggu...
Hutami Pudya
Hutami Pudya Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Semoga bermanfaat" ^_^

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jokowi Kerap Datangi Tuannya

13 Juli 2012   13:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:59 2003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_187695" align="aligncenter" width="465" caption="Sumber: metrotvnews.com"][/caption]

Kalau punya pelayan di rumah, pasti kita menginginkan pelayan tersebut bisa membantu kita dalam mengurus rumah. Mulai dari mengepel, menyapu, mencuci, dan menyetrika pakaian, bahkan sampai membantu menjaga anak-anak kita. Untuk bisa melakukan itu semua, tentu si pelayan harus mau mendengarkan apa permintaan tuannya. Apa jadinya jika si pelayan tak mau mendengarkan permintaan tuannya. Tuannya marah, bisa-bisa si pelayan dipecat. Pelayan yang mau mendengarkan permintaan tuannya dan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik tentu akan dipercaya. Bahkan tuannya berusaha mempertahankan si pelayan untuk tetap bekerja di rumahnya. Itulah yang dilakukan Joko Widodo, kandidat Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2015 saat memimpin Solo. Jokowi, begitu ia biasa disapa, kerap datangi rakyatnya di Solo dan mendengarkan apa yang dibutuhkan oleh mereka, khususnya rakyat kecil. Permintaan rakyat itulah yang menjadi modal Jokowi bekerja sebagai Walikota Solo. Selama tujuh tahun memimpin Kota Solo, Jokowi sudah sering melakukannya. Pasar tradisional adalah salah satu tempat yang paling sering dikunjungi alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM) itu. "Jadi pemimpin itu harus turun langsung ke rakyat, harus turun ke bumi," demikian yang diutarakan pria kelahiran Surakarta, 26 Juni 1961 itu, saat diwawancara reporter TV One yang ditayangkan pada Jumat (13/7/2012). Sikapnya yang melayani, membuat Jokowi termasuk ke dalam daftar walikota terbaik di dunia. Sikapnya yang membumi itu juga menjadi magnet bagi warga Jakarta untuk memilihnya sebagai pemimpin Ibu Kota. Meski Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta belum mengumumkan hasil pemungutan suara secara resmi, penghitungan cepat lembaga survei mencatat Jokowi menempati posisi pertama. Lebih dari 40 persen suara, bisa diraihnya dalam Pemilukada DKI Jakarta yang digelar Rabu (11/7/2012) lalu. Jokowi telah membuktikan bahwa pemimpin adalah pelayan dan rakyat adalah tuannya. Pemimpin bukan raja yang harus dipuja dan merasa lebih tinggi kedudukannya dari rakyatnya. Jika ia benar-benar terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, semoga ia tetap konsisten menjadi pelayan yang baik bagi tuannya. @TamiPudya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun