Konsistensi menulis menjadi sedikit penyakit yang saat ini saya derita. Banyak hal yang membuat saya sedikit goyah batin dalam menulis, artikel-artikel, buku, korandan sumber bacaan yang lain coba saya baca dengan seksama akan tetapikonsistensi terebut susah saya dapatkan.Â
Membahas tentang Papua akhir-akhir ini masih menjadi sangat menarik, penusukan Wiranto(Menkopolhukam RI) yang dilakukan oleh orang yang terkena paham radikal jugamenjadi topik bahasan yang akan panjang bila ditulis, atau bahkan membahas demoyang dilakukan oleh mahasiswa se-Indonesia yang didasari oleh keputusan anggotadewan periode 2014-2019 juga sangat unik bila dibahas.Â
Baiklah saya akan mencoba mensinergikan ketiga hal di atas dalam sebuah tulisan yang akansaya publikasikan di Kompasiana atau blog saya lainnya.Â
Pertama mengenaiPapua, sebuah pulau besar di ujung timur Indonesia dengan latar belakang alamyang eksotis dan peradaban manusia yang konon katanya "tertinggal" dariperadaban bagian lain negara kita. Sehingga banyak hal yang coba pemerintahlakukan untuk menanggulangi hal tersebut. Mulai dari dana alokasi khusus untukprovinsi di pulau tersebut, hingga banyak hal lain yang coba dilakukan.
Beberapa waktu lalu saya juga mencoba mengikuti adu statement, adu gagasan daridua cendekiawan Indonesia yakni Dandhy Laksono dan Budiman Sudjatmiko. Adupendapat yang membuka sedikit wawasan saya secara pribadi, adu gagasan yangmengelitik pemikiran saya Referendum atau Tidak?Â
Itulah bahasan yang keduacendekiawan itu coba utarakan. Menarik memang, secara pribadi konflik yangterjadi di Papua merupakan konflik yang memang sulit dicegah, mengapa? Karenamenurut saya tidak hanya di Papua kerentanan-kerentanan sosial bisa terjadi.
Secara lebih makro konflik sosial terjadi karena tidak ada keseimbangan yangada di masyarakat, mulai dari keseimbangan ekonomi, budaya, pola pikir, sertapendidikan. Memang benar Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama dan rasakan tetapi untuk menyelaraskan perbedaan tersebut belum ditemukan formula yangpas.Â
Sudah ada Pancasila dan Dasar-dasar lain yang diutarakan oleh pendahulukita, sayangnya Ideologi dan dasar lain tersebut belum mampu meresap sampaihati setiap insan di negeri tercinta ini. Lantas bagaimana agar mampu dipegangdan dilaksanakan oleh insan di negeri ini?, coba kita renungkan bersama denganmencoba melihat kesenjangan dan keberagaman yang ada melalui pendidikan danpemerataan hak setiap insan.Â
Papua memiliksumber daya alam yang tinggi akan tetapi pembangunan masif yang dilakukan olehpemerintahan sekarang masih belum bisa menunjang apa yang alam Papua berikanuntuk Indonesia. Belum ada timbal balik yang pas, apabila memang Indonesiamenginginkan Papua tidak bergejolak. Ya belum setimpal.Â
Saya secara pribadilebih berpendapat bahwasanya untuk mempersilahkan masyarakat Papua untukmenentukan pilihannya, akan tetapi juga sedikit tidak rela apabila Papua lepasdari Indonesia. Tapi apapun itu saya yakin masyarakat Papua juga bangga menjadibagian dari Indonesia, walaupun juga saya meyakini mereka menginginkan hallain.
Kedua, penusukanyang dilakukan oleh dua orang saat Wiranto melakukan kunjungan kerja bersamaKementerian Polhukam untuk mengahadiri undangan dari sebuah Universitas. Hampirsama memang dengan apa yang terjadi di Papua, sama dalam hal terjadiketidakseimbangan pemahaman sosial, hingga dua orang tersebut diindikasiterpapar paham radikalisme (Kelompok JAD).Â
Kembali lagi saya utarakan yangmenjadi permasalahan yakni keberagaman suku, agama dan ras. Lebih fokus dalamhal ini yakni mengenai agama. Pemahaman agama yang kurang tepat menjadi dasaradanya kesalahan yang mengatasnamakan agama. Dalam kehidupan bersosial agamamenjadi sebuah hal dasar yang menjadi kunci kehidupan sosial. Keberagaman agamamemang harus disikapi dengan tepo sliro, se-agamapun juga harus disikapi dengantepo sliro, hal ini bertujuan agar setiap insan saling menghargai sertamenghormati apa yang ia yakini. Â
Lantas bagaimanadengan Netizen Indonesia yang tidak sedikit pula malah mencibir Wiranto?, halini juga menarik untuk coba saya pahami. Sedikit banyak Wiranto juga berperanpenting terhadap pembangunan Indonesia, entah secara militer maupun secarabirokrasi terlepas dari hal-hal yang masih menjadi rahasia mengenaiketerlibatan beliau di masa lampau terkait permasalahan-permasalahan HAM yangditudingkan kepada beliau. Dalam pandangan berkehidupan sosial harusnya apa danbagaiamanapun Wiranto secara insan harusnya kita juga turut bersedih denganadanya seorang insan manusia yang mengalami hal yang tidak selayaknya, yaknipenusukan.Â
Pejabat negarasepenting Wiranto juga harusnya mendapatkan perlindungan yang layak agar tidakterjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti penusukan yang Ia alami. KepadaWiranto semoga lekas sembuh, dan kepada insan-insan lain berbijaklah dalammeyakini apa yang kamu yakini.
Ketiga mengenaidemo yang dilakukan mahasiswa se-Indonesia, jujur saya kaget dengan aksimereka. Selama ini secara pribadi saya  selalu menganggap mahasiswa Indonesia sedangtertidur sejenak hingga nyaris tidak ada pergerakan se - masif kemarin setelahadanya krisis '90 an di jaman Presiden kedua kita.  Mereka mencoba mempertahankan apa yang merekayakini sebagai pilihan yang baik. UU KPK dan RUU KUHP itulah yang mendasaripergerakan mereka, UU yang sampai saat ini masih tertahan untuk terganti, untukkasus ini saya menganggap mahasiswa berhasil untuk sementara waktu.
Terjadipertentangan yang unik mengenai cara pemerintah dan cara mahasiswa untukmempertahankan apa yang ia yakini hingga terjadi beberapa korban jiwa saatsedang mempertahankan apa yang mereka saling yakini, Pemerintah melalui polisidan keamanan  milliter lain mencobamenjalankan tugas sesuai SOP yang mereka pegang teguh. Mahasiswa dengan caramereka sendiri tetap hingga larut malam dengan cara yang menurut saya jugakurang tepat dilakukan oleh kaum intelektual. Lempar batu, melawan dengan cara yang sedikit barbar.
Ketidakseimbangan masalah sosial dari apa yang saya uraikan di atas merupakan sebuhalarm bagi kita sebagai insan manusia bahwasanya Indonesia ini negara dengankeberagaman yang bisa membuat kita hancur bila tidak kita sikapi dengan bijak,juga keberagaman tersebut bisa membuat kita semakin eksis di duniainternasional dan menjadi negara yang semakin besar bila kita sikapi denganbijak pula.
Sebagai penutupsaya meyelipkan pengertian kata "sosial" menurut KBBI.
KBBI:Â Â Sosial (so.si.al) a berkenaan denganmasyarakat: perlu adanya komunikasi -- dalam usaha menunjang pembangunan ini.(ke.so.si.al.an) n sifat-sifat kemasyarakatan (sifat suka memperhatikan umum,suka menolong. Dan sebagainya): karena perasaan nya, beliau selalu disukaiorang dalam pergaulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H