Mohon tunggu...
Tami Destiani
Tami Destiani Mohon Tunggu... Guru - Guru

"one day, you be will the best version of you bee"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Filsafat Al-Kindi

7 Mei 2024   04:31 Diperbarui: 7 Mei 2024   11:52 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah filsafah yang berkembang di negara-negara islam tidak dapat dilepaskan dari perkembangan aliran kalam ditengah-tengah kaum muslim, terutama pada masa khalifah abbasiyah. 

Al Kindi adalah filosof muslim yang lahir dan hidup pada zaman khalifah Al Ma'mun dan Al Mu'tasim, yang dimana perkembangan Mu'tazilah berkembang pesat pada saat itu. Sehingga sangat wajar jika pemikiran Al Kindi itu merupakan kelanjutan cara berfikir dari rumusan logika yang merupakan pengaruh sari filsafat yunani dalam metode berfikir. 

Namun, Al Kindi sudah memfokuskan kajiannya ke arah filsafat daripada sekedar masalah teologis sebagaimana gagasan para ulama mutakalimin. Olehkarena itu Al Kindi disebut  sebagai filosof pertama didunia islam yang membuka jalan atas banyak nya pengaruh- pengaruh filsafat yunani yang memasuki pemikiran para pemikir muslim saat itu. 

Meresapi pemikiran Al Kindi tentang keberadaan Tuhan maka penyimpulannya tidak jauh beda dari apa yang di gagas oleh ulama mutakalimin. ia masih membuktikan keberadaan Tuhan melalui metode pengamatan yang bersifat inderawi dengan baharunya alam dan keteraturannya. 

Akan tetapi sangat terlihat pemanfaatan logika mantiknya mengenai keanekaragaman alam untuk membuktikan keberadaan Tuhan. seperti dengan memproposisi bahwa tuhan itu tidak sama dengan makhluknya, sementara itu alam semesta yang  sifatnya beragam adalah mahluk. Dengan begitu Tuhan tidak mungkin beraneka ragam pula seperti makhluknya. 

Dari logika mantik itulah Al Kindi menyusun arfumentasinya bahwa keanekaragaman harus selalu bergandengan dengan keseragaman, dan hal tersebut tidak mungkin terjadi secara kebetulan namun karna ada sebab lain. yang dimaksud sebab lain itulah adalah Tuhan.

Akal fikiran manusia sesungguhnya hanya dapat bekerja melalui metode pengamatan terhadap fakta yang terindera atau dengan informasi akurat yang membuktikan kepastiannya. Pada hal yang tidak bisa diamati secara inderawi maupun tidak ada informasi secara pasti yang membicararakannya , maka hal tersebut merupakan hal yang bisa dijangkau oleh semua manusia. Sebagaimana argumentasi orang orang arab bahwa tidak akan ada asap jika tidak ada apinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun