Mohon tunggu...
Tami Black
Tami Black Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Love Will Never Lie

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Napak Tilas Kota Sorong

2 Maret 2015   03:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:18 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

NAPAK  TILAS  KOTA  SORONG
Dalam rangka menyambut HUT Ke – 15 Kota Sorong yang jatuh tanggal 28 Februari 2015 dan akan diperingati oleh Pemerintah dan Warga Kota Sorong pada hari Senin, 02 Maret 2015, maka ijinkan penulis menayangkan Napak Tilas Kota Sorong agar tidak terlupakan.  Terkadang ada yang mengatakan apalah artinya semua nama, namun dalam tulisan ini, penulis mengangkat nama Kota Sorong untuk direnungkan dan dipahami bersama.
Kota Sorong tempo dulu dijuluki sebagai Sebuah Kota Minyak. Kota Sorong pada era pembentukan menjadi sebuah Daerah Otonomi Baru (DOB) dijuluki sebagai Kota Bersama, sejak 28 Februari 2000 sampai dengan Tahun 2012. Kota Sorong pada masa kepemimpinan Walikota Sorong Periode III yang dimulai pada tanggal 11 Juni 2012 hingga sekarang dijuluki sebagai Kota Termaju. Kota Sorong sebagai Kota Minyak, Kota Bersama, Kota Termaju atau apapun nama julukannya dikemudian hari itu tidaklah terlalu penting, hal yang penting dan perlu diperhatikan adalah bagaimana terwujudnya kesejahteraan masyarakat Kota Sorong pada semua aspek kehidupan lahir maupun bathin.
Kota Sorong pada mulanya adalah daerah eksplorasi minyak bumi oleh perusahaan perminyakan pemerintah Belanda yang bernama Nederlands Niuw Gunia Petroleum Maastcappey (NNGPM). Untuk keperluan perusahaan minyak ini, didirikan camp – camp / barak – barak yang dihuni karyawan – karyawannya. Semuanya dimaksudkan untuk kelancaran dan kepentingan perusahaan. Kemudian di tahun 1950-an dibentuk pusat pemerintahan yang dinamakan Hoofd Van Plaatselyke Bestuur (Kepala Pemerintahan Setempat/KPS) yang kemudian berubah menjadi pusat pemerintahan tingkat Kecamatan/Camat yang dulunya hanya berkedudukan di Pulau Doom (Dum) sebagai pusat pemerintahan, sementara daerah Sorong daratan (Kota Sorong saat ini) dikenal dengan sebutan Sorong Olie yang artinya Sorong Minyak, yang lambat laun dikenal dengan mana julukan Kota Minyak.
Perkembangan ini kemudian pada tahun 1967 menjadikan Kota Sorong sebagai Pusat Pemerintahan Kabupaten Sorong sebagai bentuk penciutan dari Kabupaten Induk Manokwari yang saat luas dan meliputi seluruh daerah Kepala Burung.
Seiring dengan perkembangan pemerintahan dan pembangunan yang maju pesat disegala bidang, yang menuntut perhatian dan penanganan yang lebih intensif serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Sorong umumnya dan khususnya di wilayah Kecamatan Sorong (Kota Sorong sekarang), maka pemerintah dan wakil rakyat Kabupaten Sorong sepakat mengusulkan kepada Pemerintah Pusat agar Kecamatan Sorong (ibu kota Kabupaten Sorong) ditingkatkan kapasitasnya dari kecamatan menjadi Kota Administratif sesuai system pemerintahan pada waktu itu. Maka niat baik itu dituangkan dalam suatu keputusan bersama yang ditandatangani oleh Bupati Kabupaten Sorong (Letkol. Sutadji) dan Julian Sesa selaku Ketua DPRD Kabupaten Sorong mewakili rakyat Kabupaten Sorong. Cita – cita Pemerintah dan rakyat Kabupaten Sorong ini dikabulkan oleh Pemerintah Pusat setelah 13 tahun kemudian, dengan digulirnya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kota Administratif Sorong. Dengan dilantiknya Drs. J. A. Jumame, sebagai Walikota Administratif Kota Sorong oleh Menteri Dalam Negeri Yogi S.M atas nama Presiden RI pada tanggal 03 Juni 1996 bertempat di depan teras kantor Walikota Sorong (Kantor lama) yang terletak di depan Gedung Samu Siret Kota Sorong. Sejak itu, Kota Sorong memulai suatu era baru dalam pemerintahan Kota Administratif yang berkedudukan dibawah Pemerintah Kabupaten Sorong (Kabupaten Induk) dan bertanggungjawab kepada Bupati KDH.
Sosok seorang Drs. J. A. Jumame, MM yang ramah, murah senyum dan simpatik adalah salah satu diantara pejabat teras di Kabupaten Sorong, jabatan terakhir yang disandang beliau dalam karier selama bertugas di Kabupaten Sorong adalah sebagai Inspektur pada Kantor Inspektorat Wilayah Kabupaten Sorong/Irwilkab. Dengan bekal pengalaman seorang pamong praja sejati yang dilahirkan di bumi Inggri, 15 Desember 1949 (65 Tahun silam) ini memang mempunyai cita – cita semasa kecilnya ingin menjadi seorang pamong, seperti apa yang dipandang dengan kasat matanya terhadap penampilan figure bestuur Belanda antara lain : Tuan P. Haurissa dan Tuan Rosely yang berturut – turut menjadi kepala Distrik Aitinyo pada waktu itu. Cita – cita yang demikian memotivasi beliau menekuni dan menamatkan pendidikan Sekolah Rakyat (3 tahun) di Inggri, YVVS (3 tahun) di Ibu Kota HPB Teminabuan (Sorsel), SMP (1 tahun) di SMP YPK Biak bersama Bapak Abraham. O. Atururi pada masa penyerahan Pemerintah Belanda kepada UNTEA dan selanjutnya kepada Pemerintah Republik Indonesia, berlanjut ke kelas 2 dan kelas 3 pada SMP YPK Syaloom Klademak di Sorong (2 tahun) dan tamat tahun 1965, kemudian beliau melanjutkan pendidikan pada SMA Negeri 1 Sorong (3 tahun) tamat tahun 1968. Selanjutnya beliau sempat bekerja sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil Gol. II/a pada Kantor Bupati, aktif dalam pelaksanaan PEPERA pada tahun 1969, kemudian pada Oktober 1969 beliau mengikuti testing masuk sekaligus sebagai Pegawai Tugas Belajar pada Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) di Jayapura dan tamat tahun 1974. Pada tahun 1975, beliau meniti karier sebagai Camat/Kepala Wilayah Kecamatan Bioga Kabupaten Puncak, Camat Kepala Wilayah Kecamatan Homeyo Kabupaten Paniai, Kasubag Tata Usaha pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Paniai di Nabire sampai tugas belajar pada Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) di Jakarta sehinga tamat tahun 1983 dengan menyandang gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan. Tahun 1983 karier beliau yang akrab di sapa Pak Jum ini mulai dibina secara khusus untuk dipersiapkan menjadi Walikota Administratif Kota Sorong.
Akhirnya berawal dari cita – cita menjadi kenyataan, beliau memimpin Kota Administratif Sorong dari tahun 1996 – tahun 1999 (3 tahun), memimpin Daerah Otonomi Baru (DOB) Kota Sorong dalam kapasitas sebagai Carteker Walikota Sorong tahun 1999 – tahun 2001 (2 tahun), terpilih sebagai Walikota pertama memimpin Kota Sorong pada Periode I selama 5 (lima) tahun (2001 – 2006), terpilih pada Periode II memimpin Kota Sorong selama 5 (lima) tahun (2007 – 2012). Jadi, 15 tahun sudah beliau mengabdikan diri sebagai Pemimpin yang menghadirkan administrasi Pemerintahan Kota Sorong yang kita banggakan ini.
Sejak 11 Juni 2012, masa kepemimpinan Walikota Sorong kedua Periode III (2012 – hingga sekarang) oleh Drs. Ec. L. Jitmau, MM yang pada hakekatnya melanjutkan dan melengkapi apa yang telah diprakarsai oleh Walikota pertama Periode I dan Periode II, atas nama Drs. J. A. Jumame, MM.
Jadi, jelaslah bagi kita warga Kota Sorong, cikal bakal Kota Sorong yang pendirinya adalah Walikota yang namanya di kenang oleh warga Kota Sorong dan gereasi penerus. Siapapun Walikota yang memimpin Kota Sorong ke depan adalah Walikota penerus perjuangan Walikota pertama yang layaknya menerima ucapan terima kasih dari Pemerintah dan warga Kota Sorong, serta berkenan memperingati HUT Ke – 15 Kota Sorong yang di mulai sejak 28 Februari 2000.
Mengapa tanggal 28 Februari setiap tahun diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Kota Sorong ?. Hal ini terjadi demikian karena pada tanggal tersebut untuk pertama kalinya organisasi Pemerintah Kota Sorong diresmikan dan dilanjutkan dengan pelantikan pejabat structural lingkup Pemerintah Kota Sorong. Dalam momentum itu, Walikota Sorong pertama Drs. J. A. Jumame, MM dalam pidatonya menyampaikan statement politik yang berlaku saat itu hingga sekarang yaitu : ”BAHWA MULAI HARI INI ORGANISASI PEMERINTAH KOTA SORONG YANG TELAH DIRESMIKAN DAN PEJABAT STRUKTURAL YANG TELAH DILANTIK BERTANGGUNGJAWAB MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHAN, MELAKSANAKAN PEMBANGUNAN, DAN MEMBINA KEHIDUPAN MASYARAKAT KOTA SORONG SECARA TERPISAH DARI KABUPATEN INDUK”.
Momentum inilah yang merupakan peristiwa bersejarah dalam prinsip penyelenggaraan suatu otonomi daerah yang mampu mengayomi dan mensejahterakan masyarakatnya dalam tatanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Syukur bagi_Mu Tuhan, yang telah memilih dan menetapkan pemimpin Kota Sorong, berkatilah mereka, keluarga dan anak cucu, dan sejahterakanlah warga Kota Sorong. Amin.
DIRGAHAYU KOTA SORONG KE – 15
TAHUN 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun