Mohon tunggu...
Tamharuddin
Tamharuddin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"BELAJAR"

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengalaman Pertama Donor Darah

14 April 2015   10:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:08 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini Selasa 14 April 2014,  merupakan pengalaman pertama penulis  donor darah di Palang Merah Indonesia.  Sebenarnya keinginan untuk mendonorkan darah sudah sangat lama,  namun selalu maju,  mundur,  maju,  mundur cantik cantik.  Karena sesuatu dan lain hal sehingga belum jadi donor darah,  sebenarnya  inti dari  batal donor darah tersebut karena kesalahan pemahaman atau pengetahuan tentang donor darah..  Selama ini penulis beranggapan  bahwa kalau setelah donor darah  akan ada efek seperti pusing kepala dan bahkan pingsan,  itu yang membuat penulis maju,  mundur untuk donor.

Sampai pagi tadi sebelum berangkat penulis masih di penuhi rasa takut untuk donor darah. Dan masih mencari informasi tambahan melalui mbah goegle,  dan tampilah bacaan dengan judul “ 9 hal yang perlu dingat sebelum bilang kamu takut donor darah oleh Agustin Fatimah.  Artikel  tersebut membuat keberanian saya meningkat dan  mampu mendorong penulis untuk langsung meluncur ke Palang Merah Indonesia.  Bagi yang sebenarnya sudah lama berniat donor darah, namun masih maju mundur sperti hanya penulis alami, ada baiknya juga membaca artikel di atas,  mudah-mudahan langsung juga meggerakan kaki  ke PMI terdekat.

Proses donor darah ternyata tidak memakan waktu yang lama,  dan donor darah tidak akan dilanjutkan jika ada kendala pada tubuh kita atau pada darah kita (setelah proses pemeriksaan),  sehingga sebelum donor darah kita akan menjalani tes terlebih dahulu.  Salah satu hal yang perlu diketahui jika kita sudah sampai di PMI dan setelah menjalani pemeriksaan dan ternyata kita belum bisa menjadi pendonor pada hari itu karena tensi darah yang tinggi atau hal lainya,  tidak perlu kecewa,  karena niat kita untuk berbagi dengan sesama sudah di catat oleh yang berhak mencatat.   Artinya niat kita sudah menjadi amal baik.

Setelah penulis di periksa oleh suster  tentang kondisi darah dan dinyatakan bagus untuk donor,  itu pun masih belum selesai,  penulis harus masuk ruangan yang ada tempat tidurnya untuk periksa tensi darah.  Setelah dinyatakan semua baik dan tidak ada masalah,  maka proses pengambilan darah dengan didahului suntik jarum di bagian urat dimulai.  Nah itulah proses yang membutuhkan sedkit ringisan karena sakit tetapi tidak lama,  setelah itu semua seperti biasa lagi. Penulis sudah bisa menikmati pengambilan darah sambil menonton televisi yang memang disediakan.

Setelah darah penuh di kantong dan peoses selesai,  ternyata apa yang penulis khawatirkan tidak terjadi,  Dua menit setelah menahan kapas yang diletakan di bekas tempat mengeluarkan darah tujuannya  agar darah tidak keluar lagi,  semua aktifitas sebelum donor darah bisa dilakukan penulis kembali,  Artinya pengetahuan selama ini tentang efek donor darah tidak terjadi. Karena proses pertama yang lancer tanpa kendala apapun,  rasanya tidak sabar untuk menunggu tiga bulan kemudian untuk donor darah lagi.  Ini ceritaku mana cerita mu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun