Oleh: Bakri Tambipessy
Wahai ibu Kartini..
Andai kau belum pergi mengahadap sang ilahi.
Pasti kau akan menangis melihat kondisi negerimu yang masa bodoh dengan adanya diskriminasi.
Rintihan pilu yang bertubi-tubi pada kaum wanita tanpa peduli.
Lihatlah kini  pejuang-pejuang Kartini yang semakin pasrah dengan realita.
Berpangku tangan menuai derita tanpa melawan dengan aksi yang nyata. Â
Di saat kau telah tiada.
Hanya sebagian dari mereka yang berjuang melawan tirani kemanusiaan menuju wanita Indonesia yang merdeka.
Jiwa kesatriamu tak lagi ada bagi mereka yang tak peduli pada sesama.
Semangatmu yang membara dalam mengangkat harkat dan martabat kaum wanita telah hilang di era milenia.
Kartini milenia sudah pura-pura tuli di saat Indonesia mulai digerogoti.
Lebih memilih berdandan dari pada mengabdi.
Wahai Ibu Kartini..
Aku tahu bahwa hadirmu cerahkan nurani.
Namun tanpa mu kini tak ada satupun yang peduli.
Anak-anak perempuan kita dikekang, dibuang, dicabuli hingga pergi tanpa ada dijejaki para polisi.
Ingin kurasakan hadirmu kembali.
Agar menyemangati jiwa-jiwa yang telah mati suri.
Mengharumkan melati mewujudkan mimpi Indonesia yang asri.
Terima kasih karena kau menjadi sosok yang sangat berarti bagi ibu pertiwi.
Dan perjuanganmu pasti belum usai.
#KARTINI
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI