Mohon tunggu...
Bakri Tambipessy
Bakri Tambipessy Mohon Tunggu... Penulis - Junior

Mari Budayakan Membaca Sampai Habis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kamal Kampoeng Religius

27 Januari 2018   05:24 Diperbarui: 27 Januari 2018   11:01 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak desa Kamal. Dok Pribadi

Kisah dibalik perjalanan saya bersama teman-teman relawan Kuliah Tak Gentar wilayah Maluku khususnya di daerah Seram Bagian Barat, yang terbilang mengasyikkan dan butuh  perjuangan. 

Cerita ini di mulai ketika saya bersama tim kuliah tak gentar mulai memasuki daerah SWIS ( Sekitar WIlayah Seram)  dan menempuh perjalanan panjang sekitar 1 jam perjalanan dengan menggunakan angkot. pasukan kami berjumlah 14 orang 8 diantaranya adalah akhwat/perempuan dan kita harus berdesak desakan didalam angkot.  

Terpaksa  ia,  tapi kami tak pernah mengeluh dan putus asa.  Angkot pun berangkat dari pelabuhan ferry ke tempat yang kami tuju.  Sumpah ini adalah pengalaman pertama bagi tim relawan Kuliah Tak Gentar wilayah Maluku yang kebanyakan mereka adalah mahasiswa Semester satu.

Sekitar satu jam lamanya kami berdesakan di angkot akhirnya kami pun sampai di tempat tujuan,  Kampoeng Kamal sebuah perkampungan kecil di daerah Seram Bagian Barat.

Waktu menunjukkan pukul 18.37 WIT.  itu artinya sudah masuk waktu sholat Magrib di wilayah Timur Indonesia. 

Senangnya hati ini ketika untuk kali pertamanya saya melihat pemandangan kondisi masyarakat pedesaan apalagi di pesisir pulau di maluku yang masyarakat nya berbondong-bondong menuju ke Mesjid untuk menunaikan Sholat Maghrib secara berjamaah,  baik anak muda, orang tua hingga anak-anak SD dan SMP. 

Aktivitas pagi di desa Kamal. dok Pribadi
Aktivitas pagi di desa Kamal. dok Pribadi
Belum pernah saya melihat kekompakan masyarakatnya apalagi di maluku yang memenuhi mesjid seperti itu kecuali di bulan ramadhan. Saya pikir hanya di waktu Maghrib saja,  namun ternyata 5 waktu Sholat sehari semalam sama saja.

Rasanya saya ingin berlama-lama dan belajar ilmu agama di kampung yang ketika malam dia tenang siangpun cerah,  seakan kampungya berkah dan sejahtera.  Ini adalah bukti Allah SWT.  yang menunjukan kasih sayangnya kepada satu kampung yang menurut cerita tak pernah goyah apalagi pecah dengan konflik antar warga.

Keesokan harinya disaat kami akan turun ke sekolah-sekolah di Daerah Seram Bagian Barat,  pagi-pagi sekali saya melihat anak-anak sekolahan yang dengan rapinya  pergi ke sekolah yang juga tak jauh dari kampung itu. Sungguh saya ingin berlama-lama dan menulis setiap perjalanan kami, helai demi helai lembaran cerita di kampung ini.

-Bakri Tambipessy-





Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun