Mohon tunggu...
Tamariah Zahirah
Tamariah Zahirah Mohon Tunggu... Penulis - Guru di SMPN 3 Tambun Utara

Menulis salah satu cara menyalurkan hobi terutama dalam genre puisi dan cerpen. Motto : Teruslah menulis sampai kamu benar-benar paham apa yang kamu tulis!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Takdir yang Sumir

27 Juni 2023   22:08 Diperbarui: 27 Juni 2023   22:29 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#Asah_Imaji&Kata

Takdir Yang Sumir

Karya: Zahirah Zahra

Perlahan namun pasti, biarkan waktu melaju seiring gerak arah mata angin melintasi deru bising penjuru semesta. Sementara benang kisruh dan lusuh mengukur jarak sepanjang apa kaki kuat meniti tetes peluh.  Ketika tangan kecil ini semakin lemah menatih asa, meletakkan mimpi-mimpi yang rebah pada sebentang hamparan tabah. 

Kucoba melambungkan rasa dan hasrat, meski tahu raga ini tak akan mampu merengkuh ingin di genggaman keniscayaan takdir yang bergulir sumir. Seharusnya sebelum menadah pinta, aku berkaca rupa menyadari tentang keterbatasan diri. Mungkin terlalu gegabah diri, menaruh kepercayaan pada sebuah ranting kering yang ranggas di terpa bayu kemustahilan. 

Sejujurnya, ingin menikmati suguhan lelap malam bersama gegap gemerlap bintang di ketinggian angkasa biru meski hanya sekejap saja, namun aku takut tersesat dalam kegelapan belantara waktu yang kian jalang membawaku jauh berpetualang. Sebab pada akhirnya Tuhan membujukku tetap bersabar dan bersandar pada keteduhan cinta-Nya, dalam sabda alam yang menggetarkan kalam.

Di rentang waktu yang gencar menyisipkan kabar pada hari-hari yang kadang hambar,  masih adakah secuil harap untukku lantang mendekap sebuah pagi yang terlampau gigil memberi asupan energi. Walau teramat buram netra menyibak kabut uji, nyatanya mengais butiran pasir di lautan tenang pun aku tak sanggup, bagaimana merengkuh mentari yang kutahu akan membakar diri. Ketika aku telah lelah akankah semua terbayar sudah ataukah aku kalah menelan kegagalan dalam sejarah paling berdarah?? 

Bekasi, 27 Juni 2023

Catki:

Sumir :singkat

Bayu : angin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun