Sajak Perpisahan "Di Ambang Batas Waktu"
Karya: Tamariah Zahirah
Hari ini ... kita telah berada di ambang batas waktuÂ
Tak terasa air mata menjadi saksi betapa hati nan pilu
Mungkin esok raga enggan datang bertamu, sekadar meluapkan amuk jemu
Mungkin esok rindu tak sempat lagi mengucap sebaris temu
Di ruang ini ... kita pernah terbelenggu kelu dalam gurat keterasingan kata
Namun dengan canda tawa mampu mencairkan kebekuan rasa
Kita pernah sedingin bongkahan karang di lautan hening
Saling bungkam tanpa seucap salam dan sapa yang menggiring
Siang berganti, pun malam masih sudi menemaniÂ
Langkah kita tetap sama, beriringan saling bergandengan tanganÂ
Menapaki hari-hari menggapai sebuah impian
Ada doa yang setia melangitkan pinta saat lelah melemahkan
Tiga tahun sudah kita berlayar menjelajahi samudera ilmu tanpa ragu
Mengukir kisah indah dalam dimensi ruang kebersamaanÂ
Meraih prestasi songsong cita demi masa depan yang gemilang
Dengan semangat dan tekad mampu menyingkirkan jurang keraguanÂ
Wahai Bapak dan Ibu guru tercinta yang selalu terpuja
Kharisma rupamu tampakkan senyum paling sahaja
Tak pernah sedikitpun mengeluh meski beban persoalan meraja
Tetap gigih mengabdi untuk menumbuhkan tunas-tunas bangsa
Kau ajarkan kami membaca dan menulis, gencar memberantas kebodohanÂ
Dalam keterbatasan diri, tetap hadirkan aroma ketulusanÂ
Tak pernah terlontar sedikitpun rasa penyesalan
Jejak yang tertinggal biarlah menjadi catatan amal kebaikan
Peran demi peran berganti menjadi bagian episode kehidupan
Setiap pertemuan tentulah akan ada perpisahan
Usah sesali kemarin, hari ini, dan esok
Sebab mentari masih sudi menitipkan sepenggal harapan Â
Ketika pijak kaki tak lagi searah dan sejalan
Usah hadirkan kecamuk yang membelenggu
Lalu membiarkan jiwa terpuruk meratapi sedu
Perjalanan kita masih panjang mari saling menguatkan
Agar tak jatuh didera uji yang datang perlahan menggoyahkan
Wahai Bapak dan Ibu guru yang tersayang
Doakan kami agar kelak menjadi anak yang sukses
Anak-anak yang mampu membanggakanmu hingga kau tersenyum puas
Berkat bakti dan juangmu yang tak mampu terbalas meski dengan gunung emas
Doa-doamu menembus penjuru langit dan bumi
Menggaungkan harap setinggi angkasa yang memayungi
Yakinlah selepas sedu menghujani hadirkan selengkung pelangi
Meski datang hanya sekejap netra mengintip di balik mega
Bapak dan ibu guru tercinta, salam takzim terhantar untukmu
Semoga sehat dan selalu bahagia dalam penjagaan-NyaÂ
Tetaplah menjadi matahari yang selalu memancarkan kemilau terang
Kelak kami akan bertandang membawa setampuk kemenangan dan kebanggaan
Dunia akan berkata, "Kamulah Sejatinya Sang Pemenang"Â
Bekasi, 17 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H