Mohon tunggu...
Tamariah Zahirah
Tamariah Zahirah Mohon Tunggu... Penulis - Guru di SMPN 3 Tambun Utara

Menulis salah satu cara menyalurkan hobi terutama dalam genre puisi dan cerpen. Motto : Teruslah menulis sampai kamu benar-benar paham apa yang kamu tulis!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Perpisahan untuk Guru

18 Mei 2023   23:57 Diperbarui: 20 Mei 2023   12:18 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sajak Perpisahan "Di Ambang Batas Waktu"

Karya: Tamariah Zahirah

Hari ini ... kita telah berada di ambang batas waktu 

Tak terasa air mata menjadi saksi betapa hati nan pilu

Mungkin esok raga enggan datang bertamu, sekadar meluapkan amuk jemu

Mungkin esok rindu tak sempat lagi mengucap sebaris temu

Di ruang ini ... kita pernah terbelenggu kelu dalam gurat keterasingan kata

Namun dengan canda tawa mampu mencairkan kebekuan rasa

Kita pernah sedingin bongkahan karang di lautan hening

Saling bungkam tanpa seucap salam dan sapa yang menggiring

Siang berganti, pun malam masih sudi menemani 

Langkah kita tetap sama, beriringan saling bergandengan tangan 

Menapaki hari-hari menggapai sebuah impian

Ada doa yang setia melangitkan pinta  saat lelah melemahkan

Tiga tahun sudah kita berlayar menjelajahi samudera ilmu tanpa ragu

Mengukir kisah indah dalam dimensi ruang kebersamaan 

Meraih prestasi songsong cita demi masa depan yang gemilang

Dengan semangat dan tekad mampu menyingkirkan jurang keraguan 

Wahai Bapak dan Ibu guru tercinta yang selalu terpuja

Kharisma rupamu tampakkan senyum paling sahaja

Tak pernah sedikitpun mengeluh meski beban persoalan meraja

Tetap gigih mengabdi untuk menumbuhkan tunas-tunas bangsa

Kau ajarkan kami membaca dan menulis, gencar memberantas kebodohan 

Dalam keterbatasan diri, tetap hadirkan aroma ketulusan 

Tak pernah terlontar sedikitpun rasa penyesalan

Jejak yang tertinggal biarlah menjadi catatan amal kebaikan

Peran demi peran berganti menjadi bagian episode kehidupan

Setiap pertemuan tentulah akan ada perpisahan

Usah sesali kemarin, hari ini, dan esok

Sebab mentari masih sudi menitipkan sepenggal harapan  

Ketika pijak kaki tak lagi searah dan sejalan

Usah hadirkan kecamuk yang membelenggu

Lalu membiarkan jiwa terpuruk meratapi sedu

Perjalanan kita masih panjang mari saling menguatkan

Agar tak jatuh didera uji yang datang perlahan menggoyahkan

Wahai Bapak dan Ibu guru yang tersayang

Doakan kami agar kelak menjadi anak yang sukses

Anak-anak yang mampu membanggakanmu hingga kau tersenyum puas

Berkat bakti dan juangmu yang tak mampu terbalas meski dengan gunung emas

Doa-doamu menembus penjuru langit dan bumi

Menggaungkan harap setinggi angkasa yang memayungi

Yakinlah selepas sedu menghujani hadirkan selengkung pelangi

Meski datang hanya sekejap netra mengintip di balik mega

Bapak dan ibu guru tercinta, salam takzim terhantar untukmu

Semoga sehat dan selalu bahagia dalam penjagaan-Nya 

Tetaplah menjadi matahari yang selalu memancarkan kemilau terang

Kelak kami akan bertandang membawa setampuk kemenangan dan kebanggaan

Dunia akan berkata, "Kamulah Sejatinya Sang Pemenang" 

Bekasi, 17 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun